Jumat, 22 Mei 2015

ANALSISI KESALAHAN BERBAHASA




A.    Empat Taksonomi Kesalahan Berbahasa (Linguistik, siasat permukaan kompratif, efek komunikatif)
1.      Taksonomi Siasat Permukaan
Taksonomi siasat permukaan (atau surface strategy taxonomy) menyoroti bagaimana cara-caranya struktur-struktur permukaan berubah (Tarigan, 1988:148). Secara garis besarnya, kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam siasat permukaan ini adalah:
1)      Penghilangan (omission) adalah kesalahan-kesalahan yang bersifat “penghilangan” ini ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan benar.
Contoh kalimat:
Kami membeli makanan enak warung.
Kalimat tersebut mengalami kerancuan makna karena penghilangan butir kata (preposisi) yang tidak seharusnya terjadi. Seharusnya kalimat yang benar adalah:
Kami membeli makanan di warung.
2)      Penambahan (addition), penambahan ini adalah kebalikan dari penghilangan, yaitu kesalahan penambahan ini ditandai oleh hadirnya suatu butir atau unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ucapan yang baik dan benar.
Contoh kalimat:
Para mahasiswa-mahasiswa.
Banyak rumah-rumah.
Yang seharusnya:
Para mahasiswa atau mahasiswa-mahasiswa
Banyak rumah atau rumah-rumah
3)      Salah formasi (misformation), kesalahan misformation ini ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Kalau dalam kesalahan penghilangan, unsure itu tidak ada atau tidak tersedia sama sekali, maka dalam kesalahan formasi ini sang pelajar menyediakan serta memberikan sesuatu, walaupun hal itu tidak benar sama sekali.
Contoh kalimat:
The dog eated the chicken.
Ciri kala lalu diutamakan oleh pelajar pada verba “eated” padahal itu tidak benar sama sekali; seharurnya ate, atau:
The dog ate the chicken.
4)      Salah susun (misodering) ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran.
Contoh:
I met there some Germans (kalimat)
Another my friend (frasa)
Para pelajar banyak melakukan kesalahan-kesalahan tertulis yang merupakan terjemahan “kalamiah” atau terjemahan kata demi kata struktur-struktur permukaan bahasa asli atau bahasa ibu.
(Tarigan, 1988:148-158)

2.      Taksonomi Komparatif
Klasifikasi kesalahan-kesalahan dalam taksonomi komparatif (atau comparative taxonomy) didasarkan pada perbandingan-perbandingan antara struktur kesalahan-kesalahan B2 dan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya (Tarigan, 1988:158).Sebagai contoh kalau kita menggunakan taksonomi komparatif untuk mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan pelajar Indonesia yang belajar bahasa Inggris, maka kita dapat membandingkan struktur kesalahan pelajar yang memeroleh bahasa Inggris sebagai B1.
Berdasarkan perbandingan tersebut maka dalam taksonomi komparatif dapat dibedakan:
1)      Kesalahan perkembangan (development errors) adalah kesalahan-kesalahan yang sama dengan yang dibuat oleh anak-anak yang belajar bahasa sasaran sebagai B1 mereka. Contoh:
I like do it (I like to do it)
Jim doesn’t likes it (Jim doesn’t like it)
I not craying (I am not craying)
2)      Kesalahan antarbahasa (interlingual errors) adalah kesalahan-kesalahan yang semata-mata mengacu pada kesalahan B2 yang mencerminkan struktur bahasa asli atau bahasa ibi, tanpa menghiraukan proses-proses internal atau kondis-kondisi eksternal yang menimbulkannya. Kesalahan antarbahasa merupakan kesalahan yang sama dalam struktur bagi kalimat atau frasa yang berekuivalen secara semantik dalam bahasa ibu sang pelajar.
Contoh:
Dia datang Bandung dari.
Contoh di atas adalah ucapan dari seorang anak Karo yang belajar bahasa Indonesia untuk mencerminkan susunan atau urutan kata frasa proposisi dalam bahasa Karo (Bandung dari berarti ‘dari Bandung).
3)      Kesalahan taksa (atau ambiguous errors) adalah kesalahan yang dapat diklasifikasikan sebagi kesalahan perkembangan ataupun kesalahan antarbahasa.
Contoh: Konstruksi yang mencerminkan bahasa asli sang pelajar (misalnya Medan) yang belajar bahasa Indonesia sebagai B1 mereka.
Menulis saya (Saya menulis)
Tidur dia (Dia tidur)
Pergi kami (Kami pergi).
4)      Kesalahan lain (other errors) menurut Dulay dan Burt (1974), dalam membuat analisis komparatif kesalahan anak-anak, menyebutnya sebagai kesalahan unik (Unique errors) yang mengacu pada keunikannya bagi para pelajar B2.
Contoh: She hungry (dengan menghilangkan auxiliary)
Contoh di atas merupakan struktur bahasa yang digunakan seorang pelajar dengan bahasa ibunya (Spanyol) dan juga tidak perkembangan B2 (seperti She hungry dengan menghilangkan auxiliary).(Tarigan, 1988:158-163).

3.      Taksonomi Efek Komunikatif
Taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadapi kesalahan-kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca (Tarigan, 1988:164). Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka dapatlah dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu:
1)      kesalahan global (global errors)
Kesalahan global adalah kesalahan yang memengaruhi kesalahan organisasi kalimat sehingga benar-banar mengganggu komunikasi. Menurt Burt dan Kiparsky, kesalahan gobal mencakup:
a)      Salah menyusun unsur pokok.
Misalnya:
Bahasa Indonesia banyak orang disenangi.
Yang seharusnya:
Bahasa Indonesia disenangi banyak orang.
b)      Salah menempatkan atau tidak memakai kata sambung.
Misalnya:
Tidak beli beras tadi, apa makan kita sekarang.
Yang seharusnya:
Kalu kita tidak membeli beras tadi, makan apa kita sekarang.
c)      Hilangnya ciri kalimat pasif.
Misalnya:
Rencana penelitian itu diperiksa pada pimpinan.
Yang seharusnya:
Rencana penelitian itu diperiksa oleh pimpinan.

2)      Kesalahan local (local errors)
Kelahan lokal adalah kesalahan yang memepengaruhi sebuah unsur dalam kalimat yang biasanya tidak mengganggu komunikasi secara signifikan. Keslahan-kesalahan ini hanya terbatas pada suatu bagian kalimat saja, maka burt dan Kiparsky menyebutnya kesalahan “lokal”.
Dalam bahasa Indonesia, contoh kesalahan local itu antara lain sebagai berikut.
Penyelesaikan tugas itu diselesaikannya dengan penuh semangat.
Jumlah mahasiswa Untirta berjumlah sepuluh ribu.
Penyerahan hadiah diserahkan oleh Bapak Lurah.

Yang seharusnya:
Tugas itu dislesaikannya dengan penuh semangat.
Mahasiswa Untirta berjumlah sepuluh ribu.
Hadiah diserahkan oleh Bapak Lurah.(Tarigan, 1988: 164-166)

4.      Taksonomi Kategori Linguistik
Taksonomi kategori linguistik mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen linguistik atau unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan. Komponen-komponen linguistik mencakup fonologi (ucapan), sintaksis dan morfologi (tata bahasa, gramatikal), semantik dan leksikon (makna dan kosakata), dan wacana (gaya) (Tarigan, 1988:145).Taksonomi kategori linguistik dijadikan sebagai dasar penelitian kesalahan berbahasa. Unsur-unsur kesalahan berbahasa yang termasuk dalam kategori linguistik adalah
a)      kesalahan fonologis, yang mencakup ucapan bagi bahasa lisan, dan ejaan bagi bahasa tulis.
b)      Kesalahan morfologis, yang mencakup prefiks, infiks, sufiks, konfiks, simulfiks, dan perulangan kata.
c)      kesalahan sisntaksis, yang mencakup frasa, klausa, kalimat.
d)     kesalahan leksikal atau pilihan kata (Tarigan, 1988:196).

B.                 Analisis Kesalahan Berbahasa dan Koreksi Kesalahan Berbahasa
1.      Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa itu merupakan suatu “proses”. Sebagai suatu proses, ada prosedur yang harus dituruti selaku pedoman kerja.
·         Memilih Korpus Bahasa
Kegiatan pada tahap ini meliputi beberapa hal, yaitu :
(a) menetapkan luas sampel;
(b) menentukan media sampel (lisan atau tulisan);
(c) menentukan kehomogenan sampel (yang berkaitan dengan usia pelajar, latar belakang B1,tahap perkembangan, dan lain-lain).
·         Mengenali Kesalahan dalam Korpus
Menurut Corder (1971), perlu diadakan perbedaan antara lapses, yaitu kesalahan atau penyimpangan yang terdapat dalam kalimat yang merupakan akibat dari pembatasan- pembatasan pemrosesan daripada kurangnya kompetensi dengan errors, yaitu kesalahan atau penyimpangan yang terdapat dalam kalimat yang merupakan akibat kurangnya kompetensi. Beliau juga mengutarakan bahwa kalimat-kalimat dapat berupa overtly idiosyncratic, yaitu : yang mempunyai cacat yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa sasaran dan covertly idiosyncratic, yaitu secara sepintas merupakan baik, tetapi apabila konteks pemakaiannya diuji dan diteliti ternyata tidak gramatis.
·         Mengklasifikasikan Kesalahan
Kegiatan pada tahap ini mencakup penetapan atau penentu pemeriaan gramatikal bagi setiap kesalahan, misalnya :
(a) kesalahan di bidang fonologi;
(b) kesalahan di bidang morfologi;
(c) kesalahan di bidand sintaksis;
(d) kesalahan di bidang semantik.
·         Menjelaskan Kesalahan
Kegiatan pada tahap ini merupakan upaya untuk mengenali penyebab psikolinguistik kesalahan-kesalahan tersebut. Misalnya, upaya dapat diadakan untuk menentukan proses yang bertanggung jawab bagi setiap kesalahan.
·         Mengevaluasi Kesalahan
Kegiatan pada tahap ini mencakup penaksiran keseriusan setiap kesalahan agar dapat mengambil keputusan bagi pengajaran bahasa.Evaluasi kesalahan berbahasa hanya bermanfaat jika maksud dan tujuan AKB bersifa pedagogis. Apabila AKB dilakukan bagi kepentingan penelitian PB2 maka maksud dan tujuan AKB itu terlalu berlebihan (Ellis 1987 :51-2).

2.      Koreksi Kesalahan Berbahasa
Mencari kesalahan sertamenganalisisnya secara terperinci tanpa upayamengadakan koreksi atau perbaikan, jelasmerupakan kegiatan yang belum sempurna biladipandang dari segi pendidikan dan pengajaranbahasa. Dengan kata lain, kesalahan itu harusdikoreksi, harus diperbaiki tampaknya para gurusependapat mengenai hal ini. Fakta-fakta risetmenyarankan bahwa beberapa tipe koreksikesalahan berbahasa (KKB) mungkinbermanfaat dalam membantu para pelajar untukmenghindarkan fosilisasi sebelumnya dan jugauntuk mengembangkan tahap-tahap kompetensiyang lebih tinggi yang akan membuatinterlanguage atau antarbahasa dapat lebihditerima oleh petutur asli.
1)      Koreksi Kesalahan Bahasa Lisan
Walz (1982) mengklasifikasikan berbagaiprosedur KK ke dalam tiga kategori utama,yaitu :
a)      koreksi diri sendiri dengan bantuan guru;
b)      koreksin sesama teman;
c)      koreksi guru.
Banyak terdapat teknik khusu di dalamkategori-kategori ini yang khususnya dipakaioleh para guru untuk menyediakan umpan-balikkorektif kepada para pelajar. Berikut ini akankita bicarakan beberapa teknik yang lebihumum.
a.      Koreksi Diri Sendiri dengan Bantuan Guru
a)      Menunjukkan dengan tepat. Para gurumelokalisasikan atau menyetempatkankesalahan tanpa menyediakan bentuk yangbenar dengan jalan “mengulangi” responsseorang pelajar sampai wadah kesalahan yangtelah dibuat, “meragu-ragukan”, dan “melebih-lebihkan” kata terakhir yang sedikit dengaintonasi yang menarik. Contoh :
Pelajar : “Saya membeli buku itu toko buku”.
Guru : “Saya membeli buku itu…”
Pelajar : “Saya membeli buku itu di took buku”.
Siswa : “Pak Ali mengajar kritik sastra”.
Guru : “Pak Ali mengajar…kritik sastra”.
Siswa : “Pak Ali mengajarkan kritik sastra”.
b)      Menjelaskan Kata Kunci. Guru dapatmenulis “kata sulit” di papan tulis ataupunmeragakannya dengan gerak-gerik, kalauternyata kata tersebut merupakan sumberkeraguan atau kebingungan pada pihak pelajar.
Guru : “Siapa yang mengkanvaskan LarryHolmes?”
Siswa : (Tidak ada respons)
Guru : (Menulis kata mengkanvaskan di papantulis)
Siswa : “O, melukis Larry Holmes”
Guru : “Bukan melukis, tetapi “merobohkan”.
Siswa : (Tidak ada respons)
Guru : (Melukiskan dengan gerak tangan sertamembayangkan seorang petinju mengenai mukaLarry Holmes dengan piukulan tinjunya, laluroboh dan jatuh ke lantai atau kanvas)
Siswa : “Oh, saya tahu. Yang mengalahkan ataumenjatuhkan Larry Holmes adalah Mike Tyson”
c)      Mengadakan Pertanyaan.
Contoh :
Siswa : “Saya mau kuliah mempelajari … (suatukata yang belum dipahaminya)
Guru : “Oh, mengapa kamu mau mempelajariitu?”
Siswa : “Saya mau menolong anak-anak desa”.
Guru : “Bagaimana cara kamu menolongmereka?”
Siswa : “Saya mengajar mereka supaya dapatmembaca dan menulis, supaya mereka menjadiorang pintar”.
Guru : “Ya, pilihan yang terbaik adalah menjadi“guru” dan kuliah di UPI.
Siswa : “Memang saya mau menjadi guru dankuliah di UPI.
d)     Mengingat Pertanyaan dengan Cara Lain.
Contoh :
Guru : “Mengapa gerangan dia begitu terlambatsampai dirumah?”
Siswa : Eee… (ragu-ragu)
Guru : “Mengapa dia terlambat?”
Siswa : (“Karena main-main dulu”)
e)      Membuat Jawaban Sendiri.
Contoh :
Guru : “Mau ke mana kamu pada hari liburini?”
Siswa : “Yah, ke… (ragu-ragu)
Guru : “Baik, pergi menonton film, ataumengunjungi paman?”
Siswa : “Saya mau mengunjungi Paman Ali kedesa Sukamaju”.
f)       Mengulangi Jawaban Dengan Koreksi.
Contoh :
Guru : “Apa  pasifnya kalimat ‘saya membacabuku?”
Siswa : “Buku kubaca”.
Guru : “Oo, ‘buku kubaca?”
Siswa : “Bukan, bukan…, tetapi ‘Buku sayabaca”.
Guru : “Bagus. Pasifnya memang ‘Buku sayabaca”.
g)      Mengatakan Pertanyaan dengan Cara Lain,
Setelah Mengadakan Koreksi secara Formal,tetapi Merupakan Responsi yang Tidak TepatTerhadap Formulasi Asli.
Contoh :,
Guru : “Mau ke mana kamu liburan ini?”
Siswa : “Saya mau pergi ke Parapat”.
Guru : “O, bagus sekali! Tetapi kapan kamu
berangkat? Senin, Selasa…?”
Siswa : “Saya berangkat pada hari Minggu”.
b.      Koreksi Sesama Teman
Sang guru dapat menyajikan pertanyaan-pertanyaan wawancara kepada para pelajardengan kartu-kartu yang memperlihatkanbentuk-bentuk pertanyaan yang sesuai dantepat bagi pelajar lainya dalam kelompok untukdipakai sebagai hasil kegiatan. Para pelajardapat juga didorong mengoreksi satu sama lainapabila melakukan latihan-latihan dan kegiatan-kegiatan terstruktur, menggunakan kuncijawaban yang telah disediakan oleh guru.
c.               Koreksi Guru
Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
(1) Menyediakan jawaban yang benar.
(2) Parafrase. Seorang guru dapat mengulangijawaban seorang pelajar secara tepat danpersis, tetapi mengganti dengan bentuk yangbenar atau unsure leksikal yang tepat bagisesuatu yang dipakai secara tidak tepat itu.
2)      Koreksi Kesalahan Bahasa Tulis
Dalam kegiatan mengoreksi atau memperbaikikesalahan bahasa tulis para pelajar, sang gurudapat menggunakan berbagai teknik; yangterpenting atau biasa dimanfaatkan adalah :
(a) teknik koreksi langsung (direct correctiontechniques);
(b) teknik koreksi tidak langsung (indirectcorrection techniques)Dalam teknik koreksi langsung, sang gurumemperbaiki segala kesalahan yang terdapatpada karangan atau komposisi yang dibuat olehpelajar, lalu menyuruh mereka menulis kembalikarangannya dengan memasukkan semuaperbaikan tersebut. Petunjuk-petunjuk tersebutdapat beranjak dari yang kurang langsungsampai kepada yang paling langsung, danmencakup:
(1) penggarisbawahan kata serta memberikansuatu petunjuk, seperti “pakai kala lalu” atau“konjugasikan”;
(2) mengurung kata atu frasa yang salah tempat, yang dibubuhi pula tanda panah di
tempat yang dimaksud;
(3) member tanda silang pada kata yangterasa berlebihan atau mubajir;
(4) memberikan bentuk yang tepat ataustruktur yang benar dalam keseluruhanya.Siasat atau strategi yang terakhir ini merupakanyang paling berguna apabila seorang pelajartelah berupaya mengekspresikan sesuatu yangjelas di luar kemampuannya dan telah menulissesuatu yang tidak mudah dipahami. Namundemikian, para guru biasanya menggabungkan
teknik-teknik tersebut secara gabungan , secara
kombinasi, bergantung pada kebutuhan-kebutuhan khusus para pelajar dikelas.Dalam teknik koreksi tidak langsung,lokasikesalahan dinyatakan dengan berbagai symbol,misalnya :
a. yang salah-eja digarisbawahi;
b. kosakata yang tidak tepat pemakaiannya,dikurung dengan lingkaran;
c. kata-kata yang terasa kurang atau hilang,diberi tanda panah;
d. frasa atu struktur yang membingungkan,diberi tanda Tanya.
Demikianlah, dalam teknik koreksi tidakangsung ini kesalahan-kesalahan komposisiditandai dengan sarana khusus; jadi tidaklangsung diperbaiki oleh guru.

C.                Model AKB Indonesia
1.      kesalahan fonologi
a.                   Kesalahan Ucapan
Kesalahan ucapan adalah kesalahan mengucapkan kata sehingga menyimpang dari ucapan baku atau bahkan menimbulkan perbedaan makna. Contoh :
Enam               diucapkan        anam, anem
Saudara                                   saudara; sodara
Rabu                                        Rebo
Mengubah                               mengobah
b.                  kesalahan ejaan
Kesalahan ejaan ialah kesalahan menuliskan kata atau kesalahan menggunakan tanda baca.Contoh :
Tuhan Yang Mahakuasa          ditulis              Tuhan yang Maha Kuasa
Tuhan Yang Maha Pemurah                Tuhan Yang Mahapemurah
Mengetengahkan                                             mengketengahkan
Mengesampingkan                                          mengenyampingkan
Melihat-lihat                                                    me-lihat2



2.      Kesalahan Morfologi
Kesalahan morfologi adalah kesalahan memakaibahasa disebabkan salah memilih afiks, salahmenggunakan kata ulang, salah menyusun katamajemuk, dan salah memilih bentuk kata.Contoh :
Banyak pelajar-pelajar baris-baris di tanahlapang itu
Saya lebih baik berpulang daripada meninggalsini.
Yang seharusnya :
Banyak pelajar berbaris di tanah lapang itu.
Saya lebih baik pulang daripada tinggal disini.Begitu juga :
Nanti sore diadakan latihan berbaris-baris disekolah.Yang seharusnya :
Nanti sore diadakan baris-berbaris di sekolah.
3.      Kesalahan Sintaksis
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan ataupenyimpangan struktur frasa, klausa, ataukalimat serta ketidaktepatan pemakaianpartikel.Contoh :
Latihan bernyanyi diadakan sekali setiapminggu.
Sampai bertemu lagi di lain kesempatan.
Mengapa kamu pergi dengan tanpa pamit?
Dengan penyuluhan itu meningkatkankecerdasan rakyat.
Yang seharusnya :
Latihan bernyanyi dilakukan setiap minggu.
Latihan bernyanyi diadakan sekali seminggu.
Sampai bertemu lagi pada kesempatan lain.(Sampai bertemu lagi di tempat lain)
Mengapa kamu pergi tanpa pamit?(Mengapa kamu pergi dengan tidakberpamitan?)
Dengan penyuluhan itu kita meningkatkankecerdasan rakyat.
Penyuluhan itu meningkatkan kecerdasanrakyat.
4.       Kesalahan Lesikon
Kesalahan lesikon adalah kesalahan memakaikata yang tidak atau kurang tepat.Contoh :
Demikian agar anda maklum, dan atasperhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Saudara-saudara,
sebelum kita makan, marilah kami berdoabersama-sama.
Menyetujui :
Kepala desa Sukamaju .
Persetujuan itu disetujui pada hari Minggu yanglalu.
Yang seharusnya :
Demikian agar Anda maklum, dan atasperhatian Anda saya ucapkan terima kasih.
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan padatanggal 17 Agustus 1945.
Saudara-saudara, sebelum kita makan marilahkita berdoa bersama-sama.
Disetujui oleh :
Kepala Desa Sukamaju.
Persetujuan itu ditandatangani pada hariMinggu yang lalu.










                                                                    






DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Hendry Gunteur dan Jago Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung





















ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada semester tujuh


Oleh:
1. Ulfah Desiana         2222112354
2. Ari Sulistiari            2222112335   


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014

1 komentar:

  1. ANALSISI KESALAHAN BERBAHASA

    ------------------------------------------------------
    ------------------------------------------------------

    Kamus Komputer:
    Computer Dictionary - கனினி அகரமுதலி
    in English – Indonesian – தமிலு (Thamizhu)
    Part-A, B & C.

    (1) https://vetrichezhian9.wordpress.com/கனினி-அகரமுதலி-பாகம்-A-computer-dictionary-part-A/
    (2) https://vetrichezhian9.wordpress.com/கனினி-அகரமுதலி-பாகம்-B-computer-dictionary-part-B/
    (3) https://vetrichezhian9.wordpress.com/கனினி-அகரமுதலி-பாகம்-C-computer-dictionary-part-C/

    ------------------------------------------------------

    Blog Bayi:
    Baby’s Blogs - பாப்பா வலைப்பதிவு
    in English – Indonesian – தமிலு (Thamizhu)

    (1) https://vetrichezhian9.wordpress.com/செய்திமடல்-பாகம்-25-newsletter-part-25/
    (2) https://vetrichezhian9.wordpress.com/செய்திமடல்-பாகம்-26-newsletter-part-26/

    ------------------------------------------------------
    ------------------------------------------------------

    BalasHapus