A.
Empat Taksonomi Kesalahan Berbahasa (Linguistik,
siasat permukaan kompratif, efek komunikatif)
1. Taksonomi Siasat Permukaan
Taksonomi
siasat permukaan (atau surface strategy taxonomy) menyoroti bagaimana
cara-caranya struktur-struktur permukaan berubah (Tarigan, 1988:148). Secara
garis besarnya, kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam siasat permukaan ini
adalah:
1) Penghilangan (omission)
adalah kesalahan-kesalahan yang bersifat “penghilangan” ini ditandai
oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan
benar.
Contoh kalimat:
Kami
membeli makanan enak warung.
Kalimat
tersebut mengalami kerancuan makna karena penghilangan butir kata (preposisi)
yang tidak seharusnya terjadi. Seharusnya kalimat yang benar adalah:
Kami
membeli makanan di warung.
2) Penambahan (addition), penambahan
ini adalah kebalikan dari penghilangan, yaitu kesalahan penambahan ini
ditandai oleh hadirnya suatu butir atau unsur yang seharusnya tidak muncul
dalam ucapan yang baik dan benar.
Contoh kalimat:
Para mahasiswa-mahasiswa.
Banyak rumah-rumah.
Yang seharusnya:
Para
mahasiswa atau mahasiswa-mahasiswa
Banyak
rumah atau rumah-rumah
3) Salah formasi (misformation),
kesalahan misformation ini ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau
struktur yang salah. Kalau dalam kesalahan penghilangan, unsure itu tidak ada
atau tidak tersedia sama sekali, maka dalam kesalahan formasi ini sang pelajar
menyediakan serta memberikan sesuatu, walaupun hal itu tidak benar sama sekali.
Contoh kalimat:
The
dog eated the chicken.
Ciri kala
lalu diutamakan oleh pelajar pada verba “eated” padahal itu tidak benar
sama sekali; seharurnya ate, atau:
The
dog ate the chicken.
4) Salah susun (misodering) ditandai
oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam
suatu ucapan atau ujaran.
Contoh:
I
met there some Germans
(kalimat)
Another
my friend (frasa)
Para
pelajar banyak melakukan kesalahan-kesalahan tertulis yang merupakan terjemahan
“kalamiah” atau terjemahan kata demi kata struktur-struktur permukaan bahasa
asli atau bahasa ibu.
(Tarigan,
1988:148-158)
2. Taksonomi Komparatif
Klasifikasi
kesalahan-kesalahan dalam taksonomi komparatif (atau comparative taxonomy)
didasarkan pada perbandingan-perbandingan antara struktur kesalahan-kesalahan
B2 dan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya (Tarigan, 1988:158).Sebagai contoh
kalau kita menggunakan taksonomi komparatif untuk mengklasifikasikan
kesalahan-kesalahan pelajar Indonesia yang belajar bahasa Inggris, maka kita
dapat membandingkan struktur kesalahan pelajar yang memeroleh bahasa Inggris
sebagai B1.
Berdasarkan
perbandingan tersebut maka dalam taksonomi komparatif dapat dibedakan:
1) Kesalahan perkembangan (development
errors) adalah kesalahan-kesalahan yang sama dengan yang dibuat oleh
anak-anak yang belajar bahasa sasaran sebagai B1 mereka. Contoh:
I
like do it (I like to do it)
Jim
doesn’t likes it (Jim doesn’t like it)
I
not craying (I am not craying)
2) Kesalahan antarbahasa (interlingual
errors) adalah kesalahan-kesalahan yang semata-mata mengacu pada kesalahan
B2 yang mencerminkan struktur bahasa asli atau bahasa ibi, tanpa menghiraukan
proses-proses internal atau kondis-kondisi eksternal yang menimbulkannya.
Kesalahan antarbahasa merupakan kesalahan yang sama dalam struktur bagi kalimat
atau frasa yang berekuivalen secara semantik dalam bahasa ibu sang pelajar.
Contoh:
Dia
datang Bandung dari.
Contoh di
atas adalah ucapan dari seorang anak Karo yang belajar bahasa Indonesia untuk
mencerminkan susunan atau urutan kata frasa proposisi dalam bahasa Karo (Bandung
dari berarti ‘dari Bandung).
3) Kesalahan taksa (atau ambiguous
errors) adalah kesalahan yang dapat diklasifikasikan sebagi kesalahan
perkembangan ataupun kesalahan antarbahasa.
Contoh: Konstruksi yang mencerminkan
bahasa asli sang pelajar (misalnya Medan) yang belajar bahasa Indonesia sebagai
B1 mereka.
Menulis
saya (Saya
menulis)
Tidur
dia (Dia tidur)
Pergi
kami (Kami
pergi).
4) Kesalahan lain (other errors)
menurut Dulay dan Burt (1974), dalam membuat analisis komparatif kesalahan
anak-anak, menyebutnya sebagai kesalahan unik (Unique errors) yang
mengacu pada keunikannya bagi para pelajar B2.
Contoh: She hungry (dengan
menghilangkan auxiliary)
Contoh di atas merupakan struktur
bahasa yang digunakan seorang pelajar dengan bahasa ibunya (Spanyol) dan juga
tidak perkembangan B2 (seperti She hungry dengan menghilangkan
auxiliary).(Tarigan, 1988:158-163).
3. Taksonomi Efek Komunikatif
Taksonomi
efek komunikatif memandang serta menghadapi kesalahan-kesalahan dari perspektif
efeknya terhadap penyimak atau pembaca (Tarigan, 1988:164). Berdasarkan
terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka
dapatlah dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu:
1) kesalahan global (global errors)
Kesalahan
global adalah kesalahan yang memengaruhi kesalahan organisasi kalimat sehingga
benar-banar mengganggu komunikasi. Menurt Burt dan Kiparsky, kesalahan gobal
mencakup:
a) Salah menyusun unsur pokok.
Misalnya:
Bahasa
Indonesia banyak orang disenangi.
Yang
seharusnya:
Bahasa
Indonesia disenangi banyak orang.
b) Salah menempatkan atau tidak memakai
kata sambung.
Misalnya:
Tidak
beli beras tadi, apa makan kita sekarang.
Yang
seharusnya:
Kalu
kita tidak membeli beras tadi, makan apa kita sekarang.
c) Hilangnya ciri kalimat pasif.
Misalnya:
Rencana
penelitian itu diperiksa pada pimpinan.
Yang
seharusnya:
Rencana
penelitian itu diperiksa oleh pimpinan.
2) Kesalahan local (local errors)
Kelahan
lokal adalah kesalahan yang memepengaruhi sebuah unsur dalam kalimat yang
biasanya tidak mengganggu komunikasi secara signifikan. Keslahan-kesalahan ini
hanya terbatas pada suatu bagian kalimat saja, maka burt dan Kiparsky
menyebutnya kesalahan “lokal”.
Dalam
bahasa Indonesia, contoh kesalahan local itu antara lain sebagai berikut.
Penyelesaikan
tugas itu diselesaikannya dengan penuh semangat.
Jumlah
mahasiswa Untirta berjumlah sepuluh ribu.
Penyerahan
hadiah diserahkan oleh Bapak Lurah.
Yang seharusnya:
Tugas itu dislesaikannya dengan
penuh semangat.
Mahasiswa Untirta berjumlah sepuluh
ribu.
Hadiah diserahkan oleh Bapak Lurah.(Tarigan, 1988: 164-166)
4. Taksonomi Kategori Linguistik
Taksonomi kategori linguistik mengklasifikasikan
kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen linguistik atau unsur
linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan. Komponen-komponen
linguistik mencakup fonologi (ucapan), sintaksis dan morfologi (tata bahasa,
gramatikal), semantik dan leksikon (makna dan kosakata), dan wacana (gaya)
(Tarigan, 1988:145).Taksonomi kategori linguistik dijadikan sebagai dasar
penelitian kesalahan berbahasa. Unsur-unsur kesalahan berbahasa yang
termasuk dalam kategori linguistik adalah
a) kesalahan
fonologis, yang mencakup ucapan bagi bahasa lisan, dan ejaan bagi bahasa tulis.
b) Kesalahan
morfologis, yang mencakup prefiks, infiks, sufiks, konfiks, simulfiks, dan
perulangan kata.
c) kesalahan
sisntaksis, yang mencakup frasa, klausa, kalimat.
d) kesalahan
leksikal atau pilihan kata (Tarigan, 1988:196).
B.
Analisis
Kesalahan Berbahasa dan Koreksi Kesalahan Berbahasa
1.
Analisis
Kesalahan Berbahasa
Analisis
kesalahan berbahasa itu merupakan suatu “proses”. Sebagai suatu proses, ada
prosedur yang harus dituruti selaku pedoman kerja.
·
Memilih Korpus Bahasa
Kegiatan
pada tahap ini meliputi beberapa hal, yaitu :
(a)
menetapkan luas sampel;
(b)
menentukan media sampel (lisan atau tulisan);
(c)
menentukan kehomogenan sampel (yang berkaitan dengan usia pelajar, latar
belakang B1,tahap perkembangan, dan lain-lain).
·
Mengenali Kesalahan dalam Korpus
Menurut
Corder (1971), perlu diadakan perbedaan antara lapses, yaitu kesalahan atau
penyimpangan yang terdapat dalam kalimat yang merupakan akibat dari pembatasan-
pembatasan pemrosesan daripada kurangnya kompetensi dengan errors, yaitu
kesalahan atau penyimpangan yang terdapat dalam kalimat yang merupakan akibat
kurangnya kompetensi. Beliau juga mengutarakan bahwa kalimat-kalimat dapat
berupa overtly idiosyncratic, yaitu : yang mempunyai cacat yang menyimpang dari
kaidah-kaidah bahasa sasaran dan covertly idiosyncratic, yaitu secara sepintas
merupakan baik, tetapi apabila konteks pemakaiannya diuji dan diteliti ternyata
tidak gramatis.
·
Mengklasifikasikan Kesalahan
Kegiatan
pada tahap ini mencakup penetapan atau penentu pemeriaan gramatikal bagi setiap
kesalahan, misalnya :
(a)
kesalahan di bidang fonologi;
(b)
kesalahan di bidang morfologi;
(c)
kesalahan di bidand sintaksis;
(d)
kesalahan di bidang semantik.
·
Menjelaskan Kesalahan
Kegiatan
pada tahap ini merupakan upaya untuk mengenali penyebab psikolinguistik
kesalahan-kesalahan tersebut. Misalnya, upaya dapat diadakan untuk menentukan
proses yang bertanggung jawab bagi setiap kesalahan.
·
Mengevaluasi Kesalahan
Kegiatan
pada tahap ini mencakup penaksiran keseriusan setiap kesalahan agar dapat
mengambil keputusan bagi pengajaran bahasa.Evaluasi kesalahan berbahasa hanya
bermanfaat jika maksud dan tujuan AKB bersifa pedagogis. Apabila AKB dilakukan
bagi kepentingan penelitian PB2 maka maksud dan tujuan AKB itu terlalu
berlebihan (Ellis 1987 :51-2).
2.
Koreksi
Kesalahan Berbahasa
Mencari
kesalahan sertamenganalisisnya secara terperinci tanpa upayamengadakan koreksi
atau perbaikan, jelasmerupakan kegiatan yang belum sempurna biladipandang dari
segi pendidikan dan pengajaranbahasa. Dengan kata lain, kesalahan itu harusdikoreksi,
harus diperbaiki tampaknya para gurusependapat mengenai hal ini. Fakta-fakta
risetmenyarankan bahwa beberapa tipe koreksikesalahan berbahasa (KKB)
mungkinbermanfaat dalam membantu para pelajar untukmenghindarkan fosilisasi
sebelumnya dan jugauntuk mengembangkan tahap-tahap kompetensiyang lebih tinggi
yang akan membuatinterlanguage atau antarbahasa dapat lebihditerima oleh
petutur asli.
1) Koreksi
Kesalahan Bahasa Lisan
Walz
(1982) mengklasifikasikan berbagaiprosedur KK ke dalam tiga kategori utama,yaitu
:
a) koreksi
diri sendiri dengan bantuan guru;
b) koreksin
sesama teman;
c) koreksi
guru.
Banyak terdapat teknik khusu di
dalamkategori-kategori ini yang khususnya dipakaioleh para guru untuk
menyediakan umpan-balikkorektif kepada para pelajar. Berikut ini akankita
bicarakan beberapa teknik yang lebihumum.
a. Koreksi
Diri Sendiri dengan Bantuan Guru
a) Menunjukkan
dengan tepat. Para gurumelokalisasikan atau menyetempatkankesalahan tanpa
menyediakan bentuk yangbenar dengan jalan “mengulangi” responsseorang pelajar
sampai wadah kesalahan yangtelah dibuat, “meragu-ragukan”, dan
“melebih-lebihkan” kata terakhir yang sedikit dengaintonasi yang menarik.
Contoh :
Pelajar : “Saya membeli buku itu toko
buku”.
Guru : “Saya membeli buku itu…”
Pelajar : “Saya membeli buku itu di took
buku”.
Siswa : “Pak Ali mengajar kritik
sastra”.
Guru : “Pak Ali mengajar…kritik sastra”.
Siswa : “Pak Ali mengajarkan kritik
sastra”.
b) Menjelaskan
Kata Kunci. Guru dapatmenulis “kata sulit” di papan tulis ataupunmeragakannya
dengan gerak-gerik, kalauternyata kata tersebut merupakan sumberkeraguan atau
kebingungan pada pihak pelajar.
Guru : “Siapa yang mengkanvaskan
LarryHolmes?”
Siswa : (Tidak ada respons)
Guru : (Menulis kata mengkanvaskan di
papantulis)
Siswa : “O, melukis Larry Holmes”
Guru : “Bukan melukis, tetapi
“merobohkan”.
Siswa : (Tidak ada respons)
Guru : (Melukiskan dengan gerak tangan
sertamembayangkan seorang petinju mengenai mukaLarry Holmes dengan piukulan
tinjunya, laluroboh dan jatuh ke lantai atau kanvas)
Siswa : “Oh, saya tahu. Yang mengalahkan
ataumenjatuhkan Larry Holmes adalah Mike Tyson”
c) Mengadakan
Pertanyaan.
Contoh :
Siswa : “Saya mau
kuliah mempelajari … (suatukata yang belum dipahaminya)
Guru : “Oh, mengapa
kamu mau mempelajariitu?”
Siswa : “Saya mau
menolong anak-anak desa”.
Guru : “Bagaimana cara
kamu menolongmereka?”
Siswa : “Saya mengajar
mereka supaya dapatmembaca dan menulis, supaya mereka menjadiorang pintar”.
Guru : “Ya, pilihan
yang terbaik adalah menjadi“guru” dan kuliah di UPI.
Siswa : “Memang saya
mau menjadi guru dankuliah di UPI.
d) Mengingat
Pertanyaan dengan Cara Lain.
Contoh :
Guru : “Mengapa
gerangan dia begitu terlambatsampai dirumah?”
Siswa : Eee…
(ragu-ragu)
Guru : “Mengapa dia
terlambat?”
Siswa : (“Karena
main-main dulu”)
e) Membuat
Jawaban Sendiri.
Contoh :
Guru : “Mau ke mana
kamu pada hari liburini?”
Siswa : “Yah, ke…
(ragu-ragu)
Guru : “Baik, pergi
menonton film, ataumengunjungi paman?”
Siswa : “Saya mau
mengunjungi Paman Ali kedesa Sukamaju”.
f) Mengulangi
Jawaban Dengan Koreksi.
Contoh :
Guru : “Apa pasifnya kalimat ‘saya membacabuku?”
Siswa : “Buku kubaca”.
Guru : “Oo, ‘buku
kubaca?”
Siswa : “Bukan, bukan…,
tetapi ‘Buku sayabaca”.
Guru : “Bagus. Pasifnya
memang ‘Buku sayabaca”.
g) Mengatakan
Pertanyaan dengan Cara Lain,
Setelah Mengadakan
Koreksi secara Formal,tetapi Merupakan Responsi yang Tidak TepatTerhadap
Formulasi Asli.
Contoh :,
Guru : “Mau ke mana
kamu liburan ini?”
Siswa : “Saya mau pergi
ke Parapat”.
Guru : “O, bagus
sekali! Tetapi kapan kamu
berangkat? Senin,
Selasa…?”
Siswa : “Saya berangkat
pada hari Minggu”.
b. Koreksi
Sesama Teman
Sang guru dapat
menyajikan pertanyaan-pertanyaan wawancara kepada para pelajardengan
kartu-kartu yang memperlihatkanbentuk-bentuk pertanyaan yang sesuai dantepat
bagi pelajar lainya dalam kelompok untukdipakai sebagai hasil kegiatan. Para
pelajardapat juga didorong mengoreksi satu sama lainapabila melakukan
latihan-latihan dan kegiatan-kegiatan terstruktur, menggunakan kuncijawaban
yang telah disediakan oleh guru.
c.
Koreksi Guru
Hal ini dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
(1) Menyediakan jawaban
yang benar.
(2) Parafrase. Seorang
guru dapat mengulangijawaban seorang pelajar secara tepat danpersis, tetapi
mengganti dengan bentuk yangbenar atau unsure leksikal yang tepat bagisesuatu
yang dipakai secara tidak tepat itu.
2) Koreksi
Kesalahan Bahasa Tulis
Dalam kegiatan
mengoreksi atau memperbaikikesalahan bahasa tulis para pelajar, sang gurudapat
menggunakan berbagai teknik; yangterpenting atau biasa dimanfaatkan adalah :
(a) teknik koreksi
langsung (direct correctiontechniques);
(b) teknik koreksi
tidak langsung (indirectcorrection techniques)Dalam teknik koreksi langsung,
sang gurumemperbaiki segala kesalahan yang terdapatpada karangan atau komposisi
yang dibuat olehpelajar, lalu menyuruh mereka menulis kembalikarangannya dengan
memasukkan semuaperbaikan tersebut. Petunjuk-petunjuk tersebutdapat beranjak
dari yang kurang langsungsampai kepada yang paling langsung, danmencakup:
(1) penggarisbawahan
kata serta memberikansuatu petunjuk, seperti “pakai kala lalu”
atau“konjugasikan”;
(2) mengurung kata atu
frasa yang salah tempat, yang dibubuhi pula tanda panah di
tempat yang dimaksud;
(3) member tanda silang
pada kata yangterasa berlebihan atau mubajir;
(4) memberikan bentuk
yang tepat ataustruktur yang benar dalam keseluruhanya.Siasat atau strategi
yang terakhir ini merupakanyang paling berguna apabila seorang pelajartelah
berupaya mengekspresikan sesuatu yangjelas di luar kemampuannya dan telah
menulissesuatu yang tidak mudah dipahami. Namundemikian, para guru biasanya
menggabungkan
teknik-teknik tersebut
secara gabungan , secara
kombinasi, bergantung
pada kebutuhan-kebutuhan khusus para pelajar dikelas.Dalam teknik koreksi tidak
langsung,lokasikesalahan dinyatakan dengan berbagai symbol,misalnya :
a. yang salah-eja
digarisbawahi;
b. kosakata yang tidak
tepat pemakaiannya,dikurung dengan lingkaran;
c. kata-kata yang
terasa kurang atau hilang,diberi tanda panah;
d. frasa atu struktur
yang membingungkan,diberi tanda Tanya.
Demikianlah, dalam
teknik koreksi tidakangsung ini kesalahan-kesalahan komposisiditandai dengan
sarana khusus; jadi tidaklangsung diperbaiki oleh guru.
C.
Model
AKB Indonesia
1.
kesalahan fonologi
a.
Kesalahan Ucapan
Kesalahan
ucapan adalah kesalahan mengucapkan kata sehingga menyimpang dari ucapan baku
atau bahkan menimbulkan perbedaan makna. Contoh :
Enam diucapkan anam, anem
Saudara
saudara;
sodara
Rabu
Rebo
Mengubah
mengobah
b.
kesalahan ejaan
Kesalahan
ejaan ialah kesalahan menuliskan kata atau kesalahan menggunakan tanda
baca.Contoh :
Tuhan
Yang Mahakuasa ditulis Tuhan yang Maha Kuasa
Tuhan
Yang Maha Pemurah Tuhan
Yang Mahapemurah
Mengetengahkan
mengketengahkan
Mengesampingkan
mengenyampingkan
Melihat-lihat
me-lihat2
2.
Kesalahan Morfologi
Kesalahan
morfologi adalah kesalahan memakaibahasa disebabkan salah memilih afiks,
salahmenggunakan kata ulang, salah menyusun katamajemuk, dan salah memilih
bentuk kata.Contoh :
Banyak
pelajar-pelajar baris-baris di tanahlapang itu
Saya
lebih baik berpulang daripada meninggalsini.
Yang
seharusnya :
Banyak
pelajar berbaris di tanah lapang itu.
Saya
lebih baik pulang daripada tinggal disini.Begitu juga :
Nanti
sore diadakan latihan berbaris-baris disekolah.Yang seharusnya :
Nanti
sore diadakan baris-berbaris di sekolah.
3.
Kesalahan Sintaksis
Kesalahan
sintaksis adalah kesalahan ataupenyimpangan struktur frasa, klausa, ataukalimat
serta ketidaktepatan pemakaianpartikel.Contoh :
Latihan
bernyanyi diadakan sekali setiapminggu.
Sampai
bertemu lagi di lain kesempatan.
Mengapa
kamu pergi dengan tanpa pamit?
Dengan
penyuluhan itu meningkatkankecerdasan rakyat.
Yang
seharusnya :
Latihan
bernyanyi dilakukan setiap minggu.
Latihan
bernyanyi diadakan sekali seminggu.
Sampai
bertemu lagi pada kesempatan lain.(Sampai bertemu lagi di tempat lain)
Mengapa
kamu pergi tanpa pamit?(Mengapa kamu pergi dengan tidakberpamitan?)
Dengan
penyuluhan itu kita meningkatkankecerdasan rakyat.
Penyuluhan
itu meningkatkan kecerdasanrakyat.
4.
Kesalahan Lesikon
Kesalahan
lesikon adalah kesalahan memakaikata yang tidak atau kurang tepat.Contoh :
Demikian
agar anda maklum, dan atasperhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Kemerdekaan
Indonesia diproklamirkan pada
tanggal
17 Agustus 1945. Saudara-saudara,
sebelum
kita makan, marilah kami berdoabersama-sama.
Menyetujui
:
Kepala
desa Sukamaju .
Persetujuan
itu disetujui pada hari Minggu yanglalu.
Yang
seharusnya :
Demikian
agar Anda maklum, dan atasperhatian Anda saya ucapkan terima kasih.
Kemerdekaan
Indonesia diproklamasikan padatanggal 17 Agustus 1945.
Saudara-saudara,
sebelum kita makan marilahkita berdoa bersama-sama.
Disetujui
oleh :
Kepala
Desa Sukamaju.
Persetujuan
itu ditandatangani pada hariMinggu yang lalu.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan,
Hendry Gunteur dan Jago Tarigan. 1988. Pengajaran
Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung
ANALISIS
KESALAHAN BERBAHASA
Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah
Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada semester
tujuh
Oleh:
1.
Ulfah Desiana 2222112354
2.
Ari Sulistiari 2222112335
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
ANALSISI KESALAHAN BERBAHASA
BalasHapus------------------------------------------------------
------------------------------------------------------
Kamus Komputer:
Computer Dictionary - கனினி அகரமுதலி
in English – Indonesian – தமிலு (Thamizhu)
Part-A, B & C.
(1) https://vetrichezhian9.wordpress.com/கனினி-அகரமுதலி-பாகம்-A-computer-dictionary-part-A/
(2) https://vetrichezhian9.wordpress.com/கனினி-அகரமுதலி-பாகம்-B-computer-dictionary-part-B/
(3) https://vetrichezhian9.wordpress.com/கனினி-அகரமுதலி-பாகம்-C-computer-dictionary-part-C/
------------------------------------------------------
Blog Bayi:
Baby’s Blogs - பாப்பா வலைப்பதிவு
in English – Indonesian – தமிலு (Thamizhu)
(1) https://vetrichezhian9.wordpress.com/செய்திமடல்-பாகம்-25-newsletter-part-25/
(2) https://vetrichezhian9.wordpress.com/செய்திமடல்-பாகம்-26-newsletter-part-26/
------------------------------------------------------
------------------------------------------------------