NAMA : ARI SULISTIARI
NIM : 2222112335
KELAS : 3
D ( DIKSATRASIA )
MATA
KULIAH : MORFOLOGI
PROSES
DAN FUNGSI KOMPOSISI
Komposisi merupakan proses
penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata. Kata yang terbentuk
melalui proses komposisi ialah kompositum atau kata majemuk. Komposisi atau kata majemuk adalah susunan
yang terdiri atas dua kata atau lebih yang erat sekali hubungannya sehingga
menimbulkan satu pengertian baru.
Tidak
semua kata yang digabungkan dapat dinamai kata majemuk, karena kata majemuk
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kedua
unsurnya membentuk satu pengertian baru.
Contoh:
Meja hijau =
‘pengadilan’
Jago merah = ‘api’
Kumis kucing = ‘nama
sejenis tumbuh-tumbuhan’
Panjang tangan =
‘suka mengambil barang orang lain’
2. Letak
kedua unsurnya tidak dapat dipertukarkan.
Contoh:
Tinggi hati tidak dapat menjadi hati
tinggi
Keras kepala tidak dapat menjadi kepala keras
Jantung hati tidak dapat
menjadi hati jantung
3. Kedua
unsurnya tidak dapat disisipi oleh kata lain, terutama leksem “yang” sehingga
merupakan satu kesatuan yang utuh.
Contoh:
Ibu bapak tidak dapat menjadi ibu
dan bapak
Merah muda tidak dapat menjadi merah agak muda
Anak angkat
tidak dapat menjadi
anak yang diangkat
Rumah makan tidak dapat menjadi rumah untuk makan
4. Kedua
unsurnya umumnya berupa bentuk tunggal
Contoh:
Lalu lintas, tanggung
jawab, meja hijau, biru tua, kaki langit, dan
sebagainya
5. Jika
mengalami proses morpologis, maka berlaku untuk kedua unsurnya.
Contoh:
Tanggung jawab + per-an
pertanggungjawaban
Rumah sakit +
reduplikasi rumah
sakit-rumah sakit
Kata majemuk memiliki ciri-ciri
empiris sebagai berikut:
a) Ketaktersisipan;
artinya diantara komponen-komponen kata majemuk tidak dapat disisipi apapun.
Misalnya, sapu tangan dan cuci
mata, dosen tamu merupakan kata majemuk karena tidak dapat disisipi apapun,
sadangkan alat negara merupakan frasa karena dapat disisipi partikel dari,
menjadi alat dari negara.
b) Ketakterluasan;
artinya komponen kata majemuk itu masing-masing tidak dapat diafiksasikan atau
dimodifikasikan. Perluasan untuk kompositum hanya mungkin untuk semua komponen
sekaligus. Misalnya, surat kabar dan kereta api dapat dimodifikasi
menjadipersuratkabaran dan perkeretaapian;
c) ketakterbalikan;
artinya komponen kata majemuk itu tidak dapat dipertukarkan. Gabungan seperti
pulang pergi, bapak ibu dan lebih kurang bukanlah kompositum, melainkan frasa
koordinatif karena dapat dibalikan. Gabungan kata semaccam itu memberikan
kesempatan kepada penutur untuk memilih mana yang akan didahulakan. Adapun
bentuk atau konstruksi kata seperti arif
bijaksan, hutan belantara, dan bujuk
rayu merupakan kata majemuk.
Sekaitan dengan kata majemuk. Kridalaksana (1996)
menyatakan bahhwa antara kompositum dan kata majemuk tidak selalu sejajar atau
sama. Misalnya, kompositum bumi hangus,
satu padu, dan sebar luas merupakan
bentuk-bentuk terikat yang belum berstatus kata karena tidak dapat berdiri
sendiri kalau tidak mengalami proses afiksasi.
.
Kata
Majemuk Dengan Unsur Yang Berupa Morfem Unik
Ada
beberapa kata majemuk yang salah satu dari unsurnya berupa morfem unik, ialah
morfem yang hanya mampu berkombinasi dengan satu satuan tertentu. Misalnya kata
simpang siur. Kata mejemuk ini
terdiri dari unsur simpang yang tidak
merupakan morfem unik karena samping simpang
siur terdapat menyimpang,
persimpangan, simpang lima, idan unsur siur yang merupakan morfem unik
karena satuan ini tidak dapat berkombinasi dengan satuan lain kecuali dengan
simpang. Contoh lain, misalnya sunyi
senyap, gelap gulita terang benderang, dengan senyap, gulita, dan benderang.
Ciri-Ciri
Kata Majemuk
Kalau
dilihat sepintas lalu, kelihatannya satuan kursi
malas sama dengan adik malas
keduanya terdiri dari dua kata yang termasuk golongan kata nominal dan kata
sifat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa satuan yang tediri dari
kata nominal dan kata sifat mempunyai dua kemungkinan. kemungkinan pertama
satuan itu merupakan suatu klausa, ialah satuan gramatikal yang terdiri dari
predikat, baik disertai subyek,obyek, pelengkap, dan keterangan, ataupun tidak,
dan kemungkinan yang kedua, sebagai frasa yang termasuk tipe konstruksi
endosentrik yang atributif, ialah frase yang terdiri dari unsur yang tidak setara.
Jika kursi malas merupakan
klausa, tentu kata kursi dapat
diikuti kata itu menjadi kursi itu malas, kata malas dapat didahului kata tidak, sangat, atau agak, menjadi kursi itu tidak
malas, semua itu tidak mungkin, berbeda halnya dengan adik malas yang dapat diperluas menjadi adik itu malas, adik itu
sangat malas, adik itu agak malas.
Demikianlah, berdasarkan ciri-ciri yang diuraikan diatas
dapat ditentukan bahwa kursi malas tidak merupakan klausa, dan juga tidak
merupakan frase, melainkan merupakan kata, yang lazim disebut kata majemuk.
Ciri-ciri
kata majemuk: ( menurut ramlan)
a) Salah
satu atau semua unsurnya berupa pokok kata
Ialah satuan gramatik yang tidak dapat
berdiri-sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatik tidak memiliki sifat
bebas. Yang dapat dijadikan bentuk dasar bagi sesuatu kata. Misalnya,juang,
temu, alir, lomba, tempur, tahan, renang, jual, beli, kerja dan masih banyak
lagi.
b) Unsur-unsurnya
tidak mungkin dipisahkan , atau tidak mungkin diubah strukturnya. Misalnya,
kamar mandi.
Referensi
Suherlan dan R., Odien. 2004. Ihwal Ilmu Bahasa dan Cakupannya.
Serang: Untirta Press.
Ramlan, M., 1980. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Cv. Karyono.
Heryanto, Yusuf dan S.,Cahyawiguna.
2003. Pengantar linguistik. Bogor:
Pustaka Bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar