Jumat, 22 Mei 2015



NAMA                        :   ARI SULISTIARI
NIM                            :   2222112335
KELAS                       :   3  D   ( DIKSATRASIA )
MATA KULIAH       :   MORFOLOGI


            PROSES DAN FUNGSI KOMPOSISI
            Komposisi merupakan proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata. Kata yang terbentuk melalui proses komposisi ialah kompositum atau kata majemuk.   Komposisi atau kata majemuk adalah susunan yang terdiri atas dua kata atau lebih yang erat sekali hubungannya sehingga menimbulkan satu pengertian baru.
Tidak semua kata yang digabungkan dapat dinamai kata majemuk, karena kata majemuk mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Kedua unsurnya membentuk satu pengertian baru.
Contoh:
Meja hijau                   = ‘pengadilan’
Jago merah                 = ‘api’
Kumis kucing              = ‘nama sejenis tumbuh-tumbuhan’
Panjang tangan           = ‘suka mengambil barang orang lain’
2.      Letak kedua unsurnya tidak dapat dipertukarkan.
Contoh:
Tinggi hati       tidak dapat menjadi    hati tinggi
Keras kepala   tidak dapat menjadi    kepala keras
Jantung hati    tidak dapat menjadi    hati jantung
3.      Kedua unsurnya tidak dapat disisipi oleh kata lain, terutama leksem “yang” sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.
Contoh:
Ibu bapak        tidak dapat menjadi    ibu dan bapak
Merah muda    tidak dapat menjadi    merah agak muda
Anak angkat       tidak dapat menjadi    anak yang diangkat
Rumah makan     tidak dapat menjadi               rumah untuk makan
4.      Kedua unsurnya umumnya berupa bentuk tunggal
Contoh:
Lalu lintas, tanggung jawab, meja hijau, biru tua, kaki langit, dan sebagainya
5.      Jika mengalami proses morpologis, maka berlaku untuk kedua unsurnya.
Contoh:
Tanggung jawab + per-an                        pertanggungjawaban
Rumah sakit + reduplikasi                      rumah sakit-rumah sakit

            Kata majemuk memiliki ciri-ciri empiris sebagai berikut:
a)      Ketaktersisipan; artinya diantara komponen-komponen kata majemuk tidak dapat disisipi apapun. Misalnya, sapu tangan dan  cuci mata, dosen tamu merupakan kata majemuk karena tidak dapat disisipi apapun, sadangkan alat negara merupakan frasa karena dapat disisipi partikel dari, menjadi alat dari negara.
b)      Ketakterluasan; artinya komponen kata majemuk itu masing-masing tidak dapat diafiksasikan atau dimodifikasikan. Perluasan untuk kompositum hanya mungkin untuk semua komponen sekaligus. Misalnya, surat kabar dan kereta api dapat dimodifikasi menjadipersuratkabaran dan perkeretaapian;
c)      ketakterbalikan; artinya komponen kata majemuk itu tidak dapat dipertukarkan. Gabungan seperti pulang pergi, bapak ibu dan lebih kurang bukanlah kompositum, melainkan frasa koordinatif karena dapat dibalikan. Gabungan kata semaccam itu memberikan kesempatan kepada penutur untuk memilih mana yang akan didahulakan. Adapun bentuk atau konstruksi kata seperti arif bijaksan, hutan belantara, dan bujuk rayu merupakan kata majemuk.
            Sekaitan dengan kata majemuk. Kridalaksana (1996) menyatakan bahhwa antara kompositum dan kata majemuk tidak selalu sejajar atau sama. Misalnya, kompositum bumi hangus, satu padu, dan sebar luas merupakan bentuk-bentuk terikat yang belum berstatus kata karena tidak dapat berdiri sendiri kalau tidak mengalami proses afiksasi.
            .



Kata Majemuk Dengan Unsur Yang Berupa Morfem Unik
            Ada beberapa kata majemuk yang salah satu dari unsurnya berupa morfem unik, ialah morfem yang hanya mampu berkombinasi dengan satu satuan tertentu. Misalnya kata simpang siur. Kata mejemuk ini terdiri dari  unsur simpang yang tidak merupakan morfem unik karena samping simpang siur terdapat menyimpang, persimpangan, simpang lima, idan unsur siur yang merupakan morfem unik karena satuan ini tidak dapat berkombinasi dengan satuan lain kecuali dengan simpang. Contoh lain, misalnya sunyi senyap, gelap gulita terang benderang, dengan senyap, gulita, dan benderang.

Ciri-Ciri Kata Majemuk
            Kalau dilihat sepintas lalu, kelihatannya satuan kursi malas sama dengan adik malas keduanya terdiri dari dua kata yang termasuk golongan kata nominal dan kata sifat.
            Hasil penelitian menunjukan bahwa satuan yang tediri dari kata nominal dan kata sifat mempunyai dua kemungkinan. kemungkinan pertama satuan itu merupakan suatu klausa, ialah satuan gramatikal yang terdiri dari predikat, baik disertai subyek,obyek, pelengkap, dan keterangan, ataupun tidak, dan kemungkinan yang kedua, sebagai frasa yang termasuk tipe konstruksi endosentrik yang atributif, ialah frase yang terdiri dari unsur yang tidak setara.
            Jika kursi malas merupakan klausa, tentu kata kursi dapat diikuti kata itu menjadi kursi itu malas, kata malas dapat didahului kata tidak, sangat, atau agak, menjadi kursi itu tidak malas, semua itu tidak mungkin, berbeda halnya dengan adik malas yang dapat diperluas menjadi adik itu malas, adik itu sangat malas, adik itu agak malas.
            Demikianlah, berdasarkan ciri-ciri yang diuraikan diatas dapat ditentukan bahwa kursi malas tidak merupakan klausa, dan juga tidak merupakan frase, melainkan merupakan kata, yang lazim disebut kata majemuk.
Ciri-ciri kata majemuk: ( menurut ramlan)
a)      Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata
Ialah satuan gramatik yang tidak dapat berdiri-sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatik tidak memiliki sifat bebas. Yang dapat dijadikan bentuk dasar bagi sesuatu kata. Misalnya,juang, temu, alir, lomba, tempur, tahan, renang, jual, beli, kerja dan masih banyak lagi.
b)      Unsur-unsurnya tidak mungkin dipisahkan , atau tidak mungkin diubah strukturnya. Misalnya, kamar mandi.


Referensi
Suherlan dan R., Odien. 2004. Ihwal Ilmu Bahasa dan Cakupannya. Serang: Untirta Press.
Ramlan, M., 1980. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Cv. Karyono.
Heryanto, Yusuf dan S.,Cahyawiguna. 2003. Pengantar linguistik. Bogor: Pustaka Bersama.


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar