BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran Menulis Puisi
2.1.1 Pembelajaran Menulis Puisi
Berdasarkan Pendapat Para Ahli
Pembelajaran
menulis puisi merupakan sesuatu yang sangat pentinguntuk dipelajari oleh siswa
karena dengan menulis puisi banyak hal yangdilakukan, dari menuangkan sebuah
ide dan gagasan hingga menuliskanimajinasi ke dalam bentuk kata-kata. Hutabarat
(2010 : 4) menambahkan denganmelaksanakan pembelajaran menulis puisi berarti
siswa membuka perspektif baru, menawarkan kenyataan yang unik
daripada kenyataan keseharian yangcenderung instan. Bukan hanya itu melakukan
pembelajaran menulis puisi jugamembenahi sistem penalaran dan logika siswa saat
melihat dan menganalisisrealitas.Pembelajaran menulis puisi dilakukan secara
bertahap sampaimenciptakan hasil yang memuaskan. Munandar dalam Sahriadi
(2011)menyimpulkan ada empat tahap dalam proses pemikiran kreatif
untuk pembelajaran menulis puisi, yaitu :
1)
tahap
persiapan dan usaha,
2)
tahap
inkubasi atau pengendapan,
3)
tahap
iluminasi,
4)
tahap
verifikasi
Pada
tahap persiapan dan usaha siswa akan mengumpulkan informasidan data yang
dibutuhkan. Makin banyak pengalaman atau informasi yangdimiliki siswa mengenai
masalah atau tema yang akan dikembangkan, makinmemudahkan dan melancarkan
pelibatan dirinya dalam proses tersebut.Tahap inkubasi atau pengendapan,
setelah semua informasi dan pengalaman yang dibutuhkan serta berusaha
dengan pelibatan sepenuhnya untuk menimbulkan ide-ide sebanyak mungkin,
maka biasanya diperlukan waktu untuk mengendapkan semua gagasan tersebut,
diinkubasi dalam alam prasadar.Tahap iluminasi, siswa akan mencoba
mengekspresikan masalahtersebut dalam bentuk puisi.Tahap selanjutnya adalah
tahap verifikasi yaitu siswa melakukan penilaian secara kritis terhadap
karyanya sendiri. Verifikasi juga dapat dilakukandengan cara membahas atau
mendiskusikannya dengan temannya untuk mendapatkan masukan bagi
penyempurnaan karya tersebut maupun karyaselanjutnya.
2.1.2
Kriteria Puisi yang Baik
Sebuah
puisi akan lebih disebut puisi karena bentuk dan pembacaannya;dan itu yang
menjadikan letak perbedaan yang jelas dari karya sastra
lain(Djuanda&Iswara, 9 : 2006). Aminudin (136 : 2009) untuk mengatakan
sebuah puisi itu baik atau kurang baik, maka puisi tersebut harus memiliki
unsur sebagai berikut : 1) bunyi, 2) diksi, 3) larik atau baris, 4) bait,
dan 5) tipografi.
1)
Bunyi Bila
kita berbicara mengenai bunyi dalam puisi maka kita harusmemahami beberapa
konsep berikut.-
·
Rima Secara
umum rima merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik diawal, tengah, maupun akhir
baris puisi. Sedangkan Irama merupakan nada darisebuah puisi (Siswanto, 2008 :
122). Faktor kata-kata disusun sesuai denganrimanya adalah untuk mempermudah
pengucapan, nyaman didengar, dan mudahdiingat (Rohmad, 2007 : 4).
·
IramaIrama
merupakan paduan bunyi yang menimbulkan unsur musikalitas, baik berupa
alunan keras lunak, tinggi rendah, panjang pendek, dan kuat lemahyang
keseluruhannya mampu menumbuhkan kemerduan, kesan suasana sertamakna tertentu
(Aminudin, 2009 : 137).Bunyi itu memiliki peranan dalam sebuah puisi yakni
sebagai penciptakeindahan lewat unsur musikalitas atau kemerduan, untuk
mengetahui maknayang terkandung dari sebuah puisi yang diciptakan penyairnya,
dan untuk mengetahui perwujudan batin yang diciptakan penyair lewat sebuah
puisi
2)
DiksiPemilihan
kata untuk menyampaikan penggunanya itu disebut diksi.Diksi juga berarti
kemampuan untuk menemukaan bentuk yang sesuai dengansituasi dan sesuai pula
dengan nilai rasa (Wiyanto, 2005 48-49). Diksi itu merupakan pemilihan kata
yang tepat agar terciptanya kata yang puitis dalamsebuah puisi, sehingga
kata-kata itu seakan-akan hidup. Peranan diksi dalam puisi sangat penting
karena kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi. Untuk itu sebuah puisi
harus memiliki kata-kata yang bersifat estetik (memilikikeindahan). Dalam
menciptakan kata yang estetik perlunya pemilihan kata yang baik sehingga
terciptanya kata-kata yang penuh dengan pengemasan baik.
3)
Larik
atau BarisSebenarnya istilah larik atau baris dalam puisi, pada dasarnya
samadengan istilah kalimat dalam prosa. Namun meskipun sama tapi tidak
seutuhnyadisamakan begitu saja. Hal itu karena bila di dalam prosa, kalimat
akan diawalidengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda baca. Hal yang seperti
itu tidak selamanya dijumpai dalam sebuah puisi. Selain itu, struktur
kalimat dalamsebuah puisi sebagai suatu baris, tidak selamanya sama dengan
struktur kalimatdalam karya prosa. Seperti halnya kalimat, larik pada umumnya
merupakansatuan yang lebih besar dari pada kata sebagai suatu kelompok kata
yang telahmendukung satu makna tertentu (Aminudin, 2009 144). Maka dari itu
sebagaisalah satu elemen dari puisi, larik meskipun pada umumnya merupakan
satukesatuan yang lebih besar dari kata, pertalian makna antara larik yang satudengan yang lain sangat erat hubungannya.
4)
Bait Satuan
yang lebih besar dari larik biasa disebut dengan bait. Bait adalahkesatuan
larik yang berada dalam satu kelompok dalam rangka mendukung satukesatuan pokok
pikiran, terpisah dari kelompok larik (bait) lainnya (Aminudin,2009: 146).
Keberadaan bait sebagai kumpulan larik tidaklah mutlak, karenatidak banyak juga
puisi-puisi yang tidak sesuai dengan ketentuan bait padaumumnya. Peranan
terpenting bait dalam puisi adalah sebagai pembentuk suatukesatuan makna dalam
rangka mewujudkan pokok pikiran tertentu yang berbedadengan satuan makna dalam
kelompok larik lainnya.
5)
TipografiPeranan
tipografi dalam puisi yakni untuk menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang
dapat diamati secara visual. Selain untuk menampilkan aspek artistik
visual, juga untuk menciptakan nuansa makna dan suasana tertentu. Disisi lain,
tipografi juga berperan dalam menunjukkan adanya loncatan gagasanserta
memperjelas adanya satuan-satuan makna tertentu yang ingin
dikemukakan penyairnya.
2.1.3
Pembelajaran Puisi Berdasarkan Kurikulum
2.1.3.1
Tujuan Pembelajaran
Di
dalam kurikulum 2006 atau lebih dikenal dengan Kurikulum TingkatSatuan
Pendidikan (KTSP), bahwasannya bahasa dan sastra memiliki duasasaran, yakni
kemampuan dalam bidang kebahasaan dan kemampuan dalam
bidang
kesastraan siswa. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan SastraIndonesia
adalah sebagai berikut.
1)
Siswa
menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
(nasional) dan bahasa Negara.
2)
Siswa
memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsiserta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macamtujuan, keperluan,
dan keadaan.
3)
Siswa
memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dankematangan sosial.
4)
Siswa
memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (menulis dan berbicara)
5)
Siswa
mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra seperti cerpen, puisi, dan
prosa untuk mengembangkan kepribadian, memperluaswawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6)
Siswa
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
2.1.3.2 SK dan KD
Pembelajaran Menulis Puisi
Standar kompetensi merupakan dasar
dalam setiap awal sebuah pembelajaran. Begitu pula kompetensi dasar yang
menjadi tolak ukur atau acuandalam pembelajaran setelah standar kompetensi.
Untuk itu tanpa adanya kedua penunjang ini, pembelajaran tidak akan
berjalan sesuai dengan sistematika
jarang
penyair menciptakan sajak maka semakin kurang bermutulah sajak-sajak yang
diciptakannya.
2.2.2 Langkah-langkah dalam Menulis Puisi
Pada
dasarnya ketika kita akan menulis puisi, yang pertama dilakukanadalah siap.
Siap dalam artian kesiapan kita ketika hendak menulis sebuah puisi.Apa jadinya
kalau sebuah puisi dihasilkan dengan setengah hati maka akanmenjadi sebuah
puisi yang kurang nilai estetik. Hal kedua yang dilakukan adalahmencari ide.
Proses penemuan ide puisi bisa datang dari mana saja, bisa darisebuah objek
yang dilihat, peristiwa yang ada serta kejadian-kejadian di sekitar kita.
Hal ketiga yang dilakukan adalah memerhatikan keadaan sekitar (peristiwa).
Peristiwa atau kejadian yang terkadang sepintas kita temukan bisa juga
menjadi inspirasi awal dalam penulisan sebuah puisi. Meski puisimerupakan
laporan dari peristiwa dan kejadian yang kita lihat, tetapi puisi bukansebuah
reportase. Setelah ketiga hal tersebut dilakukan, barulah kita memulaimenulis
puisi yaitu bisa dengan memulai menulis judul terlebih dahulu,kemudian menulis
kata demi kata hingga tersusun dalam baris dan kemudianmenjadi bait demi bait.
Ketika proses penciptaan puisi, jangan sampai lupa yaitumenggunakan bahasa
perumpamaan atau majas serta dalam penulisan puisi, kita juga harus
membayangkan apabila puisi kita dibaca oleh orang lain (Aspahani,2007 :
39-43).Wiyanto (2005 : 48) menyatakan bahwa dalam penulisan sebuah puisiada dua
tahapan awal yang harus dilakukan. Pertama adalah menentukan sebuah tema
(mengungkapkan pokok persoalan yang akan kita kemukakan dalam bentuk
puisi).Pada hakikatnya penciptaan sebuah puisi bisa dimulai denganmenuliskan
judul terlebih dahulu bisa juga dengan menentukan tema terlebihdahulu. Hal ini
tergantung pada kebutuhan puisi yang akan diciptakannya.Tema itu lahir atau
tercipta dari berbagai hal, apapun bisa menjadi tema karenatema itu lahir dari
apa yang kita lihat (objek) seperti lingkungan, peristiwaataupun kejadian. Hal
kedua yang dilakukan adalah mengembangkan tematersebut menjadi pokok
pembicaraan. Mengembangkan hal-hal apa yang akankita kemukakan. Dalam
pengembangan itu, dicari melalui pengamatan atau pemikiran.Pengembangan
itu meliputi beberapa hal sehingga terciptanya sebuah puisi yang indah,
antaranya sebagai berikut.
1.
Diksi
Pemilihan kata untuk menyampaikan
penggunanya itu disebut diksi.Diksi juga berarti kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai dengansituasi dan sesuai pula dengan nilai rasa (Wiyanto,
2005 : 48-49). Diksi itumerupakan pemilihan kata yang tepat agar terciptanya
kata yang puitis dalamsebuah puisi sehingga kata-kata itu seakan-akan hidup.
Peranan diksi dalam puisi sangat penting karena kata-kata sangat berperan
dalam puisi.Kata merupakan salah satu bahasa ungkap manusia dalamkehidupannya,
tanpa kata manusia akan menjadi bisu (Rohmad, 2007 : 7).
Karena pada hakikatnya dalam puisi
imajis, kata-kata sebagai pendukung dan penghubung pembaca dengan dunia
intuisi seorang penyair (Sayuti, 2010 : 143).Dengan diksi, kita akan mengetahui
makna denotatif dan konotatif dalam sebuah puisi yang kita temui atau kita
tulis. Di sisi lain dengan adanyadiksi, kita juga dapat menemukan penyimpangan
kalimat atau biasa dikatakan penggunaan kalimat dengan pola menyimpang
(Djuanda, Iswara, 2006 : 61).Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh
penyair untuk mengetengahkan perasaan-perasaan yang bergejolak dalam diri
seorang penyair (Sayuti, 1985 : 62).
2.
Majas
Sesuai dengan hakikat puisi sebagai pemusatan dan
pemadatanekspresi, bahasa kias (figurative) dalam puisi berfungsi sebagai
sarana pengendapan sesuatu yang berdimensi jamak dalam bentuk yang sesingkat-singkatnya.
Di samping itu, sebagai akibat bentuknya yang singkat, bahasa kias(figurative)
juga berfungsi membangkitkan tanggapan pembaca (Sayuti, 2010:195). Majas ini
yang menjadi bagian dari kepuitisan sebuah puisi. Puitistidaknya sebuah puisi
tergantung banyak tidaknya kita menggunakan kata-katayang bermajas.Penggunaan
majas bertujuan agar dalam karya sastra yangdiciptakannya memiliki nilai
estetik, tidak biasa-biasa saja. Dengan majas pun pengucapan sajak akan
menjadi lebih indah, enak didengar dengan makna yangtepat. Majas atau bahasa
kias di dalam sebuah puisi itu selain sebagai penggugah tanggapan pembaca, juga
untuk mengetengahkan sesuatu yang berdimensi banyak dalam bentuk yang
sesingkat-singkatnya (Djuanda, Iswara, 2006 : 66).
2.4.1 Tujuan
Keterampilan
menulis puisi wajib dikuasai oleh siswa karena denganmenulis puisi siswa dapat
mengekspresikan pikiran, perasaaan, pengalaman, danimajinasinya melalui
kegiatan menulis puisi secara kreatif. Hutabarat (2010 : 9)menambahkan menulis
puisi wajib karena bertujuan sebagai berikut.
1)
Agar
siswa dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan serta pengalamanyang
dimilikinya ke dalam bentuk sajak-sajak puisi.
2)
Dengan
menulis puisi berarti siswa menyalurkan imajinasi yangdimilikinya ke dalam
proses berpikir yang kreatif.
3)
Proses
pengimajian atau pengembangan pengalaman lahir dan batinmerupakan awal dari
proses pendewasaan siswa dalam dirinya.
4)
Proses
berpikir kreatif tersebut kemudian dilanjutkan dengan pengekspresian
imajinasi ke dalam rangkaian kata-kata yang disebutdengan istilah puisi.
5)
Membenahi
sistem penalaran atau logika siswa saat melihat danmenganalisis realitas.
6)
Siswa
akan lebih jernih dan sistematis nalar bepikirnya kalau merekaterbiasa
menuliskan imajinasi dan impresi.
7)
Dengan
menulis puisi, maka akan terbukanya perspektif baru,menawarkan kenyataan dari
lapis yang lebih dalam, lebih tajam, dan lebihunik daripada kenyataan
keseharian yang cenderung instan dan binal.
8)
Dengan
menulis puisi, maka akan menyadarkan siswa bahwa kenyataanhidup itu sedemikian
luas dan dalam serta kenyataan yang ada pada dirimanusia juga begitu kompleks.
9)
Dengan
menulis puisi akan mengantarkan otak siswa pada batas paling jauh dari
imajinasinya dan;
10)
Dengan
puisi akan megajarkan siswa untuk lebih rendah hati melihatdirinya sendiri.Jadi,
pada dasarnya tujuan pembelajaran menulis puisi itu sangat banyak
fungsinya bagi siswa di sekolah. Seperti yang telah dipaparkan olehHutabarat
(2010 : 9) bahwa dengan menulis puisi, siswa menjadi terbukaimajinasinya,
mengajarkan sifat rendah hati, mengajarkan arti luasnya sebuahkehidupan dan
masih banyak lagi yang didapat dari pembelajaran menulis puisi.
2.4.2
Materi Ajar
Materi
ajar merupakan bahan utama sebagai informasi, alat, dan acuandalam sebuah
perencanaan pembelajaran agar terciptanya pembelajaran yangsesuai dengan
tujuan. Pada kesempatan ini materi ajar yang akan disampaikanmeliputi beberapa
hal yakni, mengenai kriteria puisi yang baik dan contoh puisidengan
memperhatikan bait, rima, dan irama, dan cara menulis puisimenggunakan teknik pengamatan
objek secara langsung.
2.4.3
Peran Siswa
Dalam
proses pembelajaran, siswa merupakan subyek yang terlibatdalam proses tersebut.
Tindakan dan perilaku siswa adalah hakikat dari belajar.Dimyati & Mudjiono
(2006 : 7) menambahkan peran siswa adalah bertindak belajar, yaitu
mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar, danmenggunakan hasil belajar
yang digolongkan sebagai dampak pengiring.Dengan belajar, maka kemampuan mental
kita akan semakin meningkat. Hal itusesuai dengan perkembangan siswa yang
beremansipasi diri sehingga ia menjadiutuh dan mandiri. Jadi, dengan belajar
seseorang akan memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
2.4.4
Peran Guru
Dalam
proses pelaksanaan pembelajaran, guru berperan memberikaninformasi mengenai
pembelajaran menulis puisi serta penggunaan teknik pengamatan obyek
secara langsung. Ketika siswa telah mampu dan memahami pembelajaran,
kemudian siswa melaksanakan tugas yang diberikan. Di sini guru bertindak
sebagai pembimbing dan fasilitator siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Pada akhirnya ketika siswa telah mampu
mengerjakan danmelaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa diberikan
kesempatanuntuk melaporkan hasil kerjanya.
2.4.5
Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Pengamatan Objek
secara Langsung
Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi initerbagi menjadi dua langkah
yakni : a) Langkah persiapan dan; b) Langkah pelaksanaan (Suyatno, 2004 :
146). Adapun secara menyeluruh dari dua langkahdi atas adalah sebagai berikut.
a. Langkah PersiapanAda beberapa hal
yang harus ditempuh pada langkah persiapan ini, yaitu sebagai berikut.
1)
Guru
menentukan tujuan yang diharuskan dicapai para siswa.
2)
Menentukan
objek yang akan diamati. Dalam hal ini guru menentukanobjek yang sekiranya
cocok untuk pembelajaran menulis puisi.Diusahakan objek yang diamati adalah
objek yang dekat denganlingkungan sekolah agar tidak membutuhkan waktu yang
lama.
3)
Menentukan
cara belajar siswa dalam mengamati objek. Dengan itusiswa dapat bekerja dengan
baik dan dapat mengerjakan sesuai denganyang diharapkannya.
b. Langkah Pelaksanaan pada Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM)Pada langkah ini dilakukan kegiatan pembelajaran di
tempat objek yangtelah dipilih.
1) Siswa mengamati objek secara
langsung yang berada di halamansekolah (MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon). Objek
yang diamatioleh siswa, berupa objek nyata seperti pepohonan, bebatuan, pot bunga,
bunga, rumput ilalang, tiang bendera, langit, awan dll. Bisa juga berupa
objek kasat mata yang dirasakan siswa, seperti angin, dll.
2) Kemudian siswa mengungkapkan apa
yang dilihat dan dirasakan olehsiswa pada saat melakukan pengamatan terhadap
objeknya itu.
3) Pengungkapan perasaan atau objek
yang dilihatnya dituangkan dalamkata-kata serta bahasa yang puitis. Misalnya,
seperti puisi Sutan Takdir Alysahbana yang berjudul Pohon Beringin
POHON BERINGIN
Tinggi
melangit puncakmu bermegah,Melengkung memayung daunmu bodi Berebut akar
mencecah tanahMasuk membenam ke dalam bumi Lemah mendesir daunmu
bernyanyiGemulai berbuai dibelai angin Nikmat lindap menyerap di
kakiMengundang memanggil leka berangin
Puisi
di atas menggambarkan keadaan luar dari pohon beringin.Di sini penyair
mengemasnya dengan bahasa yang penuh makna dannilai estetik serta puitik.
4) Setelah melakukan pengamatan objek
dan mengerjakan yangditugaskan oleh guru yaitu siswa menulis puisi berdasarkan
objek secara langsung, siswa diharapkan untuk kembali ke kelas.
5) Dalam kelas tersebut, guru mencoba
melihat hasil karya siswa denganmelihat puisi yang telah dituliskan oleh siswa.
6) Agar seluruh siswa mengetahui karya
yang telah ditulisnya, makaguru menyuruh salah satu siswa untuk membacakan
hasil puisinya itu.Setelah itu siswa yang lainnya menilai atau mengoreksi
pekerjaantemannya.
2.4.6
Penilaian
Dalam
setiap kegiatan pembelajaran tentu perlu adanya penilaian.Fungsi dari penilaian
tersebut untuk mengukur hasil dari proses pembelajaranyang telah dilakukan oleh
guru. Penilaian yang dilakukan oleh peneliti pada pembelajaran menulis
puisi memiliki lima aspek yang dinilai, yakni : 1) Bunyi.Dengan berbicara bunyi
berarti kita menilai tentang rima dan irama. Rima berarti menilai
persamaan bunyi, sedangkan irama berarti menilai tinggirendahnya nada yang
dihasilkan dari sebuah puisi. 2) Kata. Kata merupakan bagian terpenting
dalam sebuah puisi, tanpa kata maka tidak ada puisi.Pemilihan-pemilihan kata
yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil darisebuah puisi yang
diciptakan. 3) Larik atau baris. Sebuah puisi harus memiliki baris. Semua
itu untuk membedakan antara sebuah puisi dan prosa. Baris ataularik sebuah
puisi selalu memiliki makna. 4) Bait. Setelah baris tentu ada bait,agar
terciptanya puisi yang rapi. Bait berfungsi untuk membedakan maknadalam setiap
larik dalam puisi. 5) Tipografi. Peranan tipografi ini berfungsiuntuk
menampilkan unsur visual serta untuk terciptanya makna dalam setiapkata-katanya
sehingga menjadikan sebuah puisi lebih memiliki nilai keindahanatau biasa
disebut dengan estetik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar