Jumat, 22 Mei 2015



BAB II   KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Menulis Puisi
2.1.1 Pembelajaran Menulis Puisi Berdasarkan Pendapat Para Ahli
Pembelajaran menulis puisi merupakan sesuatu yang sangat pentinguntuk dipelajari oleh siswa karena dengan menulis puisi banyak hal yangdilakukan, dari menuangkan sebuah ide dan gagasan hingga menuliskanimajinasi ke dalam bentuk kata-kata. Hutabarat (2010 : 4) menambahkan denganmelaksanakan pembelajaran menulis puisi berarti siswa membuka perspektif  baru, menawarkan kenyataan yang unik daripada kenyataan keseharian yangcenderung instan. Bukan hanya itu melakukan pembelajaran menulis puisi jugamembenahi sistem penalaran dan logika siswa saat melihat dan menganalisisrealitas.Pembelajaran menulis puisi dilakukan secara bertahap sampaimenciptakan hasil yang memuaskan. Munandar dalam Sahriadi (2011)menyimpulkan ada empat tahap dalam proses pemikiran kreatif untuk  pembelajaran menulis puisi, yaitu :
1)      tahap persiapan dan usaha,
2)      tahap inkubasi atau pengendapan,
3)      tahap iluminasi,
4)      tahap verifikasi
 
Pada tahap persiapan dan usaha siswa akan mengumpulkan informasidan data yang dibutuhkan. Makin banyak pengalaman atau informasi yangdimiliki siswa mengenai masalah atau tema yang akan dikembangkan, makinmemudahkan dan melancarkan pelibatan dirinya dalam proses tersebut.Tahap inkubasi atau pengendapan, setelah semua informasi dan pengalaman yang dibutuhkan serta berusaha dengan pelibatan sepenuhnya untuk menimbulkan ide-ide sebanyak mungkin, maka biasanya diperlukan waktu untuk mengendapkan semua gagasan tersebut, diinkubasi dalam alam prasadar.Tahap iluminasi, siswa akan mencoba mengekspresikan masalahtersebut dalam bentuk puisi.Tahap selanjutnya adalah tahap verifikasi yaitu siswa melakukan penilaian secara kritis terhadap karyanya sendiri. Verifikasi juga dapat dilakukandengan cara membahas atau mendiskusikannya dengan temannya untuk mendapatkan masukan bagi penyempurnaan karya tersebut maupun karyaselanjutnya.

2.1.2 Kriteria Puisi yang Baik 
Sebuah puisi akan lebih disebut puisi karena bentuk dan pembacaannya;dan itu yang menjadikan letak perbedaan yang jelas dari karya sastra lain(Djuanda&Iswara, 9 : 2006). Aminudin (136 : 2009) untuk mengatakan sebuah puisi itu baik atau kurang baik, maka puisi tersebut harus memiliki unsur sebagai berikut : 1) bunyi, 2) diksi, 3) larik atau baris, 4) bait, dan 5) tipografi.

1)      Bunyi Bila kita berbicara mengenai bunyi dalam puisi maka kita harusmemahami beberapa konsep berikut.-
·         Rima Secara umum rima merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik diawal, tengah, maupun akhir baris puisi. Sedangkan Irama merupakan nada darisebuah puisi (Siswanto, 2008 : 122). Faktor kata-kata disusun sesuai denganrimanya adalah untuk mempermudah pengucapan, nyaman didengar, dan mudahdiingat (Rohmad, 2007 : 4).
·         IramaIrama merupakan paduan bunyi yang menimbulkan unsur musikalitas, baik berupa alunan keras lunak, tinggi rendah, panjang pendek, dan kuat lemahyang keseluruhannya mampu menumbuhkan kemerduan, kesan suasana sertamakna tertentu (Aminudin, 2009 : 137).Bunyi itu memiliki peranan dalam sebuah puisi yakni sebagai penciptakeindahan lewat unsur musikalitas atau kemerduan, untuk mengetahui maknayang terkandung dari sebuah puisi yang diciptakan penyairnya, dan untuk mengetahui perwujudan batin yang diciptakan penyair lewat sebuah puisi 
2)      DiksiPemilihan kata untuk menyampaikan penggunanya itu disebut diksi.Diksi juga berarti kemampuan untuk menemukaan bentuk yang sesuai dengansituasi dan sesuai pula dengan nilai rasa (Wiyanto, 2005 48-49). Diksi itu merupakan pemilihan kata yang tepat agar terciptanya kata yang puitis dalamsebuah puisi, sehingga kata-kata itu seakan-akan hidup. Peranan diksi dalam puisi sangat penting karena kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi. Untuk itu sebuah puisi harus memiliki kata-kata yang bersifat estetik (memilikikeindahan). Dalam menciptakan kata yang estetik perlunya pemilihan kata yang baik sehingga terciptanya kata-kata yang penuh dengan pengemasan baik.
3)      Larik atau BarisSebenarnya istilah larik atau baris dalam puisi, pada dasarnya samadengan istilah kalimat dalam prosa. Namun meskipun sama tapi tidak seutuhnyadisamakan begitu saja. Hal itu karena bila di dalam prosa, kalimat akan diawalidengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda baca. Hal yang seperti itu tidak selamanya dijumpai dalam sebuah puisi. Selain itu, struktur kalimat dalamsebuah puisi sebagai suatu baris, tidak selamanya sama dengan struktur kalimatdalam karya prosa. Seperti halnya kalimat, larik pada umumnya merupakansatuan yang lebih besar dari pada kata sebagai suatu kelompok kata yang telahmendukung satu makna tertentu (Aminudin, 2009 144). Maka dari itu sebagaisalah satu elemen dari puisi, larik meskipun pada umumnya merupakan satukesatuan yang lebih besar dari kata, pertalian makna antara larik yang satudengan yang lain sangat erat hubungannya.
4)      Bait Satuan yang lebih besar dari larik biasa disebut dengan bait. Bait adalahkesatuan larik yang berada dalam satu kelompok dalam rangka mendukung satukesatuan pokok pikiran, terpisah dari kelompok larik (bait) lainnya (Aminudin,2009: 146). Keberadaan bait sebagai kumpulan larik tidaklah mutlak, karenatidak banyak juga puisi-puisi yang tidak sesuai dengan ketentuan bait padaumumnya. Peranan terpenting bait dalam puisi adalah sebagai pembentuk suatukesatuan makna dalam rangka mewujudkan pokok pikiran tertentu yang berbedadengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya.
5)      TipografiPeranan tipografi dalam puisi yakni untuk menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual. Selain untuk menampilkan aspek artistik visual, juga untuk menciptakan nuansa makna dan suasana tertentu. Disisi lain, tipografi juga berperan dalam menunjukkan adanya loncatan gagasanserta memperjelas adanya satuan-satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan penyairnya.

2.1.3 Pembelajaran Puisi Berdasarkan Kurikulum
2.1.3.1 Tujuan Pembelajaran
Di dalam kurikulum 2006 atau lebih dikenal dengan Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP), bahwasannya bahasa dan sastra memiliki duasasaran, yakni kemampuan dalam bidang kebahasaan dan kemampuan dalam
 
 bidang kesastraan siswa. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan SastraIndonesia adalah sebagai berikut.
1)      Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa Negara.
2)      Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsiserta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macamtujuan, keperluan, dan keadaan.
3)      Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dankematangan sosial.
4)      Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (menulis dan berbicara)
5)      Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra seperti cerpen, puisi, dan prosa untuk mengembangkan kepribadian, memperluaswawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6)      Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

2.1.3.2  SK dan KD Pembelajaran Menulis Puisi
Standar kompetensi merupakan dasar dalam setiap awal sebuah pembelajaran. Begitu pula kompetensi dasar yang menjadi tolak ukur atau acuandalam pembelajaran setelah standar kompetensi. Untuk itu tanpa adanya kedua penunjang ini, pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan sistematika  
 jarang penyair menciptakan sajak maka semakin kurang bermutulah sajak-sajak yang diciptakannya.

2.2.2  Langkah-langkah dalam Menulis Puisi
Pada dasarnya ketika kita akan menulis puisi, yang pertama dilakukanadalah siap. Siap dalam artian kesiapan kita ketika hendak menulis sebuah puisi.Apa jadinya kalau sebuah puisi dihasilkan dengan setengah hati maka akanmenjadi sebuah puisi yang kurang nilai estetik. Hal kedua yang dilakukan adalahmencari ide. Proses penemuan ide puisi bisa datang dari mana saja, bisa darisebuah objek yang dilihat, peristiwa yang ada serta kejadian-kejadian di sekitar kita. Hal ketiga yang dilakukan adalah memerhatikan keadaan sekitar (peristiwa). Peristiwa atau kejadian yang terkadang sepintas kita temukan bisa juga menjadi inspirasi awal dalam penulisan sebuah puisi. Meski puisimerupakan laporan dari peristiwa dan kejadian yang kita lihat, tetapi puisi bukansebuah reportase. Setelah ketiga hal tersebut dilakukan, barulah kita memulaimenulis puisi yaitu bisa dengan memulai menulis judul terlebih dahulu,kemudian menulis kata demi kata hingga tersusun dalam baris dan kemudianmenjadi bait demi bait. Ketika proses penciptaan puisi, jangan sampai lupa yaitumenggunakan bahasa perumpamaan atau majas serta dalam penulisan puisi, kita juga harus membayangkan apabila puisi kita dibaca oleh orang lain (Aspahani,2007 : 39-43).Wiyanto (2005 : 48) menyatakan bahwa dalam penulisan sebuah puisiada dua tahapan awal yang harus dilakukan. Pertama adalah menentukan sebuah tema (mengungkapkan pokok persoalan yang akan kita kemukakan dalam bentuk puisi).Pada hakikatnya penciptaan sebuah puisi bisa dimulai denganmenuliskan judul terlebih dahulu bisa juga dengan menentukan tema terlebihdahulu. Hal ini tergantung pada kebutuhan puisi yang akan diciptakannya.Tema itu lahir atau tercipta dari berbagai hal, apapun bisa menjadi tema karenatema itu lahir dari apa yang kita lihat (objek) seperti lingkungan, peristiwaataupun kejadian. Hal kedua yang dilakukan adalah mengembangkan tematersebut menjadi pokok pembicaraan. Mengembangkan hal-hal apa yang akankita kemukakan. Dalam pengembangan itu, dicari melalui pengamatan atau pemikiran.Pengembangan itu meliputi beberapa hal sehingga terciptanya sebuah puisi yang indah, antaranya sebagai berikut.
1.      Diksi
Pemilihan kata untuk menyampaikan penggunanya itu disebut diksi.Diksi juga berarti kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengansituasi dan sesuai pula dengan nilai rasa (Wiyanto, 2005 : 48-49). Diksi itumerupakan pemilihan kata yang tepat agar terciptanya kata yang puitis dalamsebuah puisi sehingga kata-kata itu seakan-akan hidup. Peranan diksi dalam puisi sangat penting karena kata-kata sangat berperan dalam puisi.Kata merupakan salah satu bahasa ungkap manusia dalamkehidupannya, tanpa kata manusia akan menjadi bisu (Rohmad, 2007 : 7).
Karena pada hakikatnya dalam puisi imajis, kata-kata sebagai pendukung dan penghubung pembaca dengan dunia intuisi seorang penyair (Sayuti, 2010 : 143).Dengan diksi, kita akan mengetahui makna denotatif dan konotatif dalam sebuah puisi yang kita temui atau kita tulis. Di sisi lain dengan adanyadiksi, kita juga dapat menemukan penyimpangan kalimat atau biasa dikatakan penggunaan kalimat dengan pola menyimpang (Djuanda, Iswara, 2006 : 61).Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk mengetengahkan perasaan-perasaan yang bergejolak dalam diri seorang penyair (Sayuti, 1985 : 62).
2.      Majas
Sesuai dengan hakikat puisi sebagai pemusatan dan pemadatanekspresi, bahasa kias (figurative) dalam puisi berfungsi sebagai sarana pengendapan sesuatu yang berdimensi jamak dalam bentuk yang sesingkat-singkatnya. Di samping itu, sebagai akibat bentuknya yang singkat, bahasa kias(figurative) juga berfungsi membangkitkan tanggapan pembaca (Sayuti, 2010:195). Majas ini yang menjadi bagian dari kepuitisan sebuah puisi. Puitistidaknya sebuah puisi tergantung banyak tidaknya kita menggunakan kata-katayang bermajas.Penggunaan majas bertujuan agar dalam karya sastra yangdiciptakannya memiliki nilai estetik, tidak biasa-biasa saja. Dengan majas pun pengucapan sajak akan menjadi lebih indah, enak didengar dengan makna yangtepat. Majas atau bahasa kias di dalam sebuah puisi itu selain sebagai penggugah tanggapan pembaca, juga untuk mengetengahkan sesuatu yang berdimensi banyak dalam bentuk yang sesingkat-singkatnya (Djuanda, Iswara, 2006 : 66).
 
2.4.1  Tujuan
Keterampilan menulis puisi wajib dikuasai oleh siswa karena denganmenulis puisi siswa dapat mengekspresikan pikiran, perasaaan, pengalaman, danimajinasinya melalui kegiatan menulis puisi secara kreatif. Hutabarat (2010 : 9)menambahkan menulis puisi wajib karena bertujuan sebagai berikut.
1)      Agar siswa dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan serta pengalamanyang dimilikinya ke dalam bentuk sajak-sajak puisi.
2)      Dengan menulis puisi berarti siswa menyalurkan imajinasi yangdimilikinya ke dalam proses berpikir yang kreatif.
3)      Proses pengimajian atau pengembangan pengalaman lahir dan batinmerupakan awal dari proses pendewasaan siswa dalam dirinya.
4)      Proses berpikir kreatif tersebut kemudian dilanjutkan dengan pengekspresian imajinasi ke dalam rangkaian kata-kata yang disebutdengan istilah puisi.
5)      Membenahi sistem penalaran atau logika siswa saat melihat danmenganalisis realitas.
6)      Siswa akan lebih jernih dan sistematis nalar bepikirnya kalau merekaterbiasa menuliskan imajinasi dan impresi.
7)      Dengan menulis puisi, maka akan terbukanya perspektif baru,menawarkan kenyataan dari lapis yang lebih dalam, lebih tajam, dan lebihunik daripada kenyataan keseharian yang cenderung instan dan binal.
8)      Dengan menulis puisi, maka akan menyadarkan siswa bahwa kenyataanhidup itu sedemikian luas dan dalam serta kenyataan yang ada pada dirimanusia juga begitu kompleks.
9)      Dengan menulis puisi akan mengantarkan otak siswa pada batas paling jauh dari imajinasinya dan;
10)  Dengan puisi akan megajarkan siswa untuk lebih rendah hati melihatdirinya sendiri.Jadi, pada dasarnya tujuan pembelajaran menulis puisi itu sangat banyak fungsinya bagi siswa di sekolah. Seperti yang telah dipaparkan olehHutabarat (2010 : 9) bahwa dengan menulis puisi, siswa menjadi terbukaimajinasinya, mengajarkan sifat rendah hati, mengajarkan arti luasnya sebuahkehidupan dan masih banyak lagi yang didapat dari pembelajaran menulis puisi.

2.4.2 Materi Ajar
Materi ajar merupakan bahan utama sebagai informasi, alat, dan acuandalam sebuah perencanaan pembelajaran agar terciptanya pembelajaran yangsesuai dengan tujuan. Pada kesempatan ini materi ajar yang akan disampaikanmeliputi beberapa hal yakni, mengenai kriteria puisi yang baik dan contoh puisidengan memperhatikan bait, rima, dan irama, dan cara menulis puisimenggunakan teknik pengamatan objek secara langsung.
 
2.4.3 Peran Siswa
Dalam proses pembelajaran, siswa merupakan subyek yang terlibatdalam proses tersebut. Tindakan dan perilaku siswa adalah hakikat dari belajar.Dimyati & Mudjiono (2006 : 7) menambahkan peran siswa adalah bertindak  belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar, danmenggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagai dampak pengiring.Dengan belajar, maka kemampuan mental kita akan semakin meningkat. Hal itusesuai dengan perkembangan siswa yang beremansipasi diri sehingga ia menjadiutuh dan mandiri. Jadi, dengan belajar seseorang akan memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.

2.4.4 Peran Guru
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, guru berperan memberikaninformasi mengenai pembelajaran menulis puisi serta penggunaan teknik  pengamatan obyek secara langsung. Ketika siswa telah mampu dan memahami pembelajaran, kemudian siswa melaksanakan tugas yang diberikan. Di sini guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada akhirnya ketika siswa telah mampu mengerjakan danmelaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa diberikan kesempatanuntuk melaporkan hasil kerjanya.

2.4.5 Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Pengamatan Objek secara Langsung
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi initerbagi menjadi dua langkah yakni : a) Langkah persiapan dan; b) Langkah pelaksanaan (Suyatno, 2004 : 146). Adapun secara menyeluruh dari dua langkahdi atas adalah sebagai berikut.
a.       Langkah PersiapanAda beberapa hal yang harus ditempuh pada langkah persiapan ini, yaitu sebagai berikut.
1)      Guru menentukan tujuan yang diharuskan dicapai para siswa.
2)      Menentukan objek yang akan diamati. Dalam hal ini guru menentukanobjek yang sekiranya cocok untuk pembelajaran menulis puisi.Diusahakan objek yang diamati adalah objek yang dekat denganlingkungan sekolah agar tidak membutuhkan waktu yang lama.
3)      Menentukan cara belajar siswa dalam mengamati objek. Dengan itusiswa dapat bekerja dengan baik dan dapat mengerjakan sesuai denganyang diharapkannya. 
b.      Langkah Pelaksanaan pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)Pada langkah ini dilakukan kegiatan pembelajaran di tempat objek yangtelah dipilih.
1)      Siswa mengamati objek secara langsung yang berada di halamansekolah (MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon). Objek yang diamatioleh siswa, berupa objek nyata seperti pepohonan, bebatuan, pot bunga, bunga, rumput ilalang, tiang bendera, langit, awan dll. Bisa juga berupa objek kasat mata yang dirasakan siswa, seperti angin, dll.
2)      Kemudian siswa mengungkapkan apa yang dilihat dan dirasakan olehsiswa pada saat melakukan pengamatan terhadap objeknya itu.
3)      Pengungkapan perasaan atau objek yang dilihatnya dituangkan dalamkata-kata serta bahasa yang puitis. Misalnya, seperti puisi Sutan Takdir Alysahbana yang berjudul Pohon Beringin
POHON BERINGIN
Tinggi melangit puncakmu bermegah,Melengkung memayung daunmu bodi Berebut akar mencecah tanahMasuk membenam ke dalam bumi Lemah mendesir daunmu bernyanyiGemulai berbuai dibelai angin Nikmat lindap menyerap di kakiMengundang memanggil leka berangin
Puisi di atas menggambarkan keadaan luar dari pohon beringin.Di sini penyair mengemasnya dengan bahasa yang penuh makna dannilai estetik serta puitik.
4)      Setelah melakukan pengamatan objek dan mengerjakan yangditugaskan oleh guru yaitu siswa menulis puisi berdasarkan objek secara langsung, siswa diharapkan untuk kembali ke kelas.
5)      Dalam kelas tersebut, guru mencoba melihat hasil karya siswa denganmelihat puisi yang telah dituliskan oleh siswa.
6)      Agar seluruh siswa mengetahui karya yang telah ditulisnya, makaguru menyuruh salah satu siswa untuk membacakan hasil puisinya itu.Setelah itu siswa yang lainnya menilai atau mengoreksi pekerjaantemannya.

2.4.6 Penilaian
Dalam setiap kegiatan pembelajaran tentu perlu adanya penilaian.Fungsi dari penilaian tersebut untuk mengukur hasil dari proses pembelajaranyang telah dilakukan oleh guru. Penilaian yang dilakukan oleh peneliti pada pembelajaran menulis puisi memiliki lima aspek yang dinilai, yakni : 1) Bunyi.Dengan berbicara bunyi berarti kita menilai tentang rima dan irama. Rima berarti menilai persamaan bunyi, sedangkan irama berarti menilai tinggirendahnya nada yang dihasilkan dari sebuah puisi. 2) Kata. Kata merupakan bagian terpenting dalam sebuah puisi, tanpa kata maka tidak ada puisi.Pemilihan-pemilihan kata yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil darisebuah puisi yang diciptakan. 3) Larik atau baris. Sebuah puisi harus memiliki baris. Semua itu untuk membedakan antara sebuah puisi dan prosa. Baris ataularik sebuah puisi selalu memiliki makna. 4) Bait. Setelah baris tentu ada bait,agar terciptanya puisi yang rapi. Bait berfungsi untuk membedakan maknadalam setiap larik dalam puisi. 5) Tipografi. Peranan tipografi ini berfungsiuntuk menampilkan unsur visual serta untuk terciptanya makna dalam setiapkata-katanya sehingga menjadikan sebuah puisi lebih memiliki nilai keindahanatau biasa disebut dengan estetik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar