NAMA : ARI SULISTIARI
NIM : 2222112335
KELAS : III D/ UNTIRTA
MATA
KULIAH : APRESIASI PROSA FIKSI (Laskar Pelangi)
DUA LASKAR MENJADI SATU
Laskar
Pelangi. Nama itu mungkin sudah tidak asing lagi ya ditelinga, karena Laskar
pelangi merupakan sebuah novel karya Andrea Hirata. Jujur saya belum pernah
membaca sekalipun novel ini sebelum ditugaskan, tetapi apabila Laskar Pelangi versi Film saya sudah sering menonton.
Novel ini merupakan novel yang bagus sekali, karena saya bisa terhanyut dalam
semua alur ceritanya: atau mungkin saya sudah mengetahui lewat filmnya. Pernah
terbesit dalam pikiran saya, mungkin antara film dan novel ini sama saja,
tetapi setelah saya membaca dan membandingkan antara novel dan film Laskar
Pelangi ini ternyata tidak terlallu menonjol ya. Laskar Pelangi ini bercerita
tentang kehidupan masyarakat miskin didaerah Pantai Belitung yang sangat ingin
sekali bersekolah. Saya penah berfikir mengapa hampir semua novel dan cerpen
yang ditugaskan oleh pak Firman ini bercerita tentang masyarakat yang kurang
mampu? seperti novel Sekali Peristiwa di Banten Selatan, kemudian sebuah judul
Tolong dalam cerpen tingbating, Robahnya
Surau Kami, Ronggeng Dukuh Paruk, Sepatu Dahlan, serta Laskar Pelangi ini.
Kembali pada persoalan awal, Laskar Pelangi merupakan novel yang penuh dengan amanat dan
bercerita tentang sebuah persahabatan kesebelas anak miskin yang di namakan
Laskar Pelangi yang bersekolah di SD Muhammadiah, sebuah sekolah yang hidup dan
berdiri atas hasil uluran tangan para donatur. Mungkin pada zaman sekarang ini
masih ada ya sekolah seperti itu, khususnya pada daerah-daerah plosok yang
belum terjamah oleh pemerintah. Perbedaan Novel ini sendiri dengan versi film
mungkin tidak terlalu menonjol ya. Dalam versi film, sutradara Salman Aristo
membuat sedikit perbedaan dalam cerita dengan novelnya, mungkin tujuan sang
sutradara membuat perbedaan agar jalan ceritanya sedikit lebih hidup. Kemudian
perbedaan lainnya ialah kematian sang kepala sekolah Pak Harfan, dalam novel
kematian tersebut tidak ada, mungkin adegan kematian kepala sekolah tersebut
bertujuan untuk mengugah emosi penonton, karena setiap saya menonton film
Laskar Pelangi ini adegan demi adegan yang diperagakan sangat menyentuh hati.
Kemudian meninggalnya Pak Harfan ini membuat Bu Mus terpukul dan mogok
mengajar. Adegan adegan itu tidak ada dalam Novel.
Kemudian
cerita lain dalam sekenario laskar pelangi yang berbeda dengan novelnya adalah
pada saat Mahar menyanyikan lagu Seroja yang khas melayu menggantikan lagu
Tenasse Waltz. Hal ini semakin memperkuat suasana melayu dalam sekenario film
laskar pelangi.
Bagi
saya entah itu bentuk film atau novel, Laskar Pelangi merupakan sebuah karya
sastra yang penuh dengan amanat serta bisa memotivasi diri kita sendiri. Saya
dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting dalam novel ini, salah
satunya kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua pemberian
tuhan, kemudian tidak pentang menyerah bila mengiinginkan sesuatu, dan tidak
ada yang tidak mungkin asalkan kita mau berusaha. dan satu lagi pelajaran yang
sangat berarti dalam hidup saya yaitu, bahwa pintar tidaklah menjamin kita
untuk sukses, kita ambil contoh, dalam novel tokoh Lintang merupakan seorang
tokoh yang pintar, tetapi di akhir cerita dia menjadi supir truk. Jadi saya
mengambil kesimpulan bahwa semua kehidupan manusia sudah ada yang mengatur,
yaitu Tuhan. Dan semua yang kita lakukan tidak terlepas dari campur tangan
Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar