Jumat, 22 Mei 2015



Nama              : Ulfah Desiana
Nim                 : 2222112354
Kelas               : III D ( Diksatrasia )
Mata Kuliah   : Apresiasi Prosa Fiksi ( Pada Sebuah Kapal )  


“Ambisi Perjalanan Cinta Seorang Penari”

Bismillah,,,,Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat dan hidayahnyalah saya bisa menyelesaikan tugas membuat esai sebanyak sepuluh judul ini dengan lancar. Begitu banyak hikmah yang dapat saya petik dari tugas ini, salah satunya yaitu saya jadi hobi membaca. Semoga dengan berakhirnya tugas ini, tidak membuat saya untuk  berakhir juga dalam membaca sebuah novel atau cerpen, karena membaca karya sastra bukanlah suatu hal yang membosankan melainkan suatu hal yang menyenangkan, dan semoga hasilnya untuk mata kuliah Apresiasi Prosa Fiksi menjadi memuaskan, amien....

Untuk novel yang terakhir yaitu yang berjudul pada sebuah kapal karya Nh.dini. jika kita membaca dari judulnya, kita pasti berfikir tentang sesuah kapal, pasti setting tempatnya terjadi pada sebuah kapal, sebenarnya jika kita bisa menelaah judulnya, kita bisa mengetahui garis besar dari cerita novel ini yaitu perselingkuhan yang terjadi di atas kapal yang dilakukan oleh tokoh utama. Saat pertama saya membaca novel ini, tidak ada suatu halpun yang membuat hati saya tergugah karena menurut saya novel ini tidak menarik, novel yang bercerita tentang kehidupan seseorang pada umumnya, namun setelah saya lebih jauh membuka lembar novel ini saya menjadi tertarik dengan isi cerita ini, tokoh utama di sini yaitu Sri dan Michel, Sri pada novel ini mengingatkan saya pada Srintil yaitu tokoh pada novel yang berjudul “Ronggeng Dukuh Paruk” yang sama-sama mempunyai bakat penari dari kecil, namun perbedaannya Srintil hidup ditengah-tengah kampung yang sangat jauh sekali dengan modernisasi, sedangkan Sri hidup pada modernisasi bukan hanya kota di Indonesia melainkan ia sampai tinggal di luar negri. Novel ini hampir semuanya berisi tentang percintaan dan masalah dalam rumah tangga, perselingkuhan, seksualitas yang di tonjolkan oleh pengarang dalam cerita ini juga mengingatkan saya pada seorang pengarang yang bernama Fredy.s, judul novel yang pernah saya baca yaitu “Batas Perjalanan Cinta” yang isinya juga sama yaitu tentang percintaan, perselingkuhan dalam rumah tangga, masalah dalam rumah tangga dan gaya seksualitas yang menonjol hanya saja setting, tokoh dan jalan ceritanya saja yang berbeda.

Mungkin dikarenakan pengarang seorang perempuan jadi pengarang lebih menonjolkan tentang kehidupan wanita pada umumnya, walaupun di sini bercerita tentang seorang penari yaitu Sri dan seorang komandan kapal laut yaitu Michel, yang keduanya sama-sama terikat oleh rumah tangga, dan kehidupan rumah tangga yang sama-sama tidak harmonis. Membuat mereka saling mengisi, saling jatuh cinta dan akhirnya terjadilah sebuah perselingkuhan. Dalam novel ini Sri, layaknya perempuan biasa yang mempunyai kehidupan tentang cinta, banyak disukai oleh para lelaki, dia juga pernah merasakan cintanya bertepuk sebelah tangan, menurut saya itu suatu hal yang wajar bagi perempuan. Namun bagi saya pengarang terlalu berbelit-belit dalam bercerita, novel ini seperti di bagi dua babak yaitu bagian pertama saat sri bercerita tentang kehidupannya dari kecil, orang-orang yang dekat dengan dia, keluarga, pekerjaannya bahkan tentang percintaannya hingga akhirnya Sri harus bertemu dengan Michel. dan bagian kedua, bercerrita tentang kehidupan Michel, sejak kecil, pekerjaan, percintaan, keluarga hingga akhirnya bertemu dengan Sri.

Menurut saya cara pengarang menyajikan cerita terlalu membosankan, ditambah dengan banyaknya tokoh dan dialog-dialog antar para tokoh membuat novel ini tidak ada yang istimewa. sebagai perempuan pada awalnya saya biasa-biasa saja dengan tokoh Sri, namun ada satu cerita yang menarik pada novel ini yaitu saat Sri dekat dengan Saputro, saya sempat simpati dengan Sri, dia setia, tegar dan seakan Sri dan Saputro adalah pasangan yang serasi. dan yang paling membuat saya iba yaitu pada saat saputro kecelakaan pesawat, keteguhan dan ketegaran seorang gadis yang akan menikah lalu ditinggal pasangannya membuat saya seperti merasakan duka yang amat dalam. saya jatuh cinta pada tokoh Saputro yang dengan kelembutannya bukan hanya Sri saja yang tergoda, namun saya sendiri sebagai pembaca seakan merasakan tergoda pada Saputro sosok yang digambarkan sebagai laki-laki yang sempurna.

Namun setelah cerita dengan Saputro selesai, saya sebagai perempuan menjadi benci dengan Sri, berawal dengan tidak mendengarkan nasihat dari Sutopo kakak yang paling dekat dengan dia, menikah dengan Carles lelaki yang tidak terlalu dikenalnya, saya seakan marah dengan Sri karena selang waktu dia menikah belum genap setahun dari kepergian Saputro. kebencian saya memuncak saat Sri melakukan perselingkuhan dengan Michle. bagi saya Sri membuat derajat perempuan menurun, memalukan kaum perempuan karena sebagai wanita Sri digambarkan sebagai wanita yang gampangnan, cepat tergoda oleh laki-laki dan dia sudah lupa akan setatus dia sebagai istri dan seorang ibu. walaupun alasan dia selingkuh karena ketidak harmonisan rumah tangganya, walaupun dia selingkuh karena tertekan dan ingin merasakan bahagia, tetap saja bagi saya Sri sudah salah karena dia telah berselingkuh. Cuma beberapa hal yang membuat saya simpati pada Sri untuk saat ini yaitu dia tetap menari kemanapun dia pergi dan artinya Sri sebagai perempuan dia sudah mengharumkan nama Indonesia lewat kebudayaan sebagai seorang penari dan sebagai perempuan yang diceritakan banyak sekali masalah, Sri tetap tegar dalam menghadapi masalah kehidupan. Sebenarnya sebagai perempuan indonesia, saya sebenarnya agak sedikit bangga karena dengan sosok Sri yang bisa dibilang tidak terlalu perfec atau ideal masalah fisik, bisa menjadi rebutan para lelaki luar negri, itu tandanya wanita indonesia bisa go international mendapatkan suami luar negri atau bisa bersaing dengan perempuan-perempuan luar lainnya, dan membuktikan bahwa perempuan indonesia juga tidak kalah cantik. he he he    

Sebagai seorang perempuan saya juga dibuat benci oleh sosok Michle, lelaki yang selalu menyamakan perempuan dengan seks. tidak pernah menghargai perempuan. waalupaun saya belum pernah naik sebuah kapal, saya menjadi tahu bagaimana kehidupan laki-laki di sebuah kapal. Di sini tokoh utama mempunyai cerita riwayat hidup yang sama yaitu Sri dan Michle sama-sama pernah kehilangan tunangannya saat akan menikah, sama-sama merasakan ketidak harmonisannya dalam menjalani kehidupan rumah tangga. pada novel ini saya belum menemukan keunggulannya, yang ada saya hanya menemukan sebuah kelemahan yaitu saya tidak merasa tertarik pada tokoh utama yang terdapat pada cerita ini, ditambah dengan cara pengarang menyajikan ending yang bagi saya sangat menggantung akan kejelasan cerita ini membuat saya tambah kesal dengan cerita pada novel ini. intinya saya tidak terlalu suka dengan cerita yang disajikan oleh pengarang pada novel ini, terlalu membosankan dan berbelit-belit, alurnya pun terlalu lambat, mungkin pengarang ingin mengenalkan budaya luar yang terdapat pada novel ini, betapa bebasnya perzinahan yang dapat dilakukan. dapat saya simpulkan bahwa novel ini bukanlah termasuk karya sastra yang populer. namun sebenci apapun saya terhadap tokoh utama di sini, tapi cerita ini adalah sebuah fiktif, imajinasi dari seorang pengarang dan saya juga mengkritik cerita ini hanya sebagai apresiasi saya sebagai seorang pembaca dan sebagai perempuan karena masalah dan tokoh pada cerita ini banyak membicarakan tentang perempuan. 

Namun banyak sekali nilai-nilai moral atau hikmah yang dapat saya petik dari cerita ini yaitu sebagai manusia harus selalu sabar dalam menghdapi semua masalah kehidupan, harus mau menerima nasihat dari orang – orang terdekat, dan harus bertanggung jawab dengan langkah yang telah diambil, jangan pernah meragukan kasih sayang seorang ibu, karena betapa besar kasih sayang orang tua (terutama ibu) walaupun mereka terlihat cuek dan tidak peduli kepada anak-anaknya, selingkuh bukan merupakan sarana yang tepat untuk melupakan sebuah kerinduan.

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar