Jumat, 22 Mei 2015



NAMA                      :  ARI SULISTIARI
NIM                            :  2222112335
KELAS                      : 3 D
MK                             :  MORFOLOGI


A.    MORFEM
            Morfem merupakan satuan yang paling kecil yang dapat dipelajari oleh morfologi. Adapun pengertian morfem menurut para ahli:
Ramlan,(1983:26) Morfem ialah satuan gramatik yang paling kecil yang tidak mempunyai satuan lain selain unsurnya.
Alwasilah,(1983 : 10) Morfem ialah satuan bentuk terkecil yang mempunyai arti
Sitindoan,(1984 : 64) Morfem ialah kesatuan gramatik yang terkecil yang mengandung arti, yang tidak mempunyai kesamaan baik dalam bentuk maupun dalam arti dengan bentuk-bentuk yang lain.
Bloch dan Trager dalam Prawirasumantri,(1985 : 127). Morfem yaitu semua bentuk baik bebas maupun terikat yang tidak dapat dibagi ke dalam bentuk terkecil yang mengandung arti
Samsuri,(1982 : 170) Morfem adalah komposit bentuk pengertian yang terkecil yang sama atau mirip yang berulang). Yang dimaksud berulang disini yaitu kehadirannya berkali-kali dalam tuturan.
Bloomfield (1933 : 161) mendefinisikan morfwem sebagai “ a linguistic from wich bears no partial phonetic-semantic resemblance to any other form, is a simple form or morpheme. (Maksud pernyataan itu, “satu bentuk lingual yang sebagiannya tidak mirip dengan bentuk lain mana pun secara bunyi maupun arti adalah bentuk tunggal atau morfem).
Hockett,(1958 : 123). Morfem adalah unsur-unsur yang masing-masing mempunyai makna dalam tutur sebuah bahasa.


Gleason (1955), Morfem merupakan unit paling kecil yang bersangkutan dengan tata bahasa.
Lehman (1971) Morfem merupakan unsur minimal dari suatu bentuk yang memiliki makna khusus.
Dari definisi – definisi yang disampaikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa morfem merupakan unit linguistik terkecil yang memiliki makna dan tidak dapat dipisah atau disegmentasikan lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Sebagai contoh bentuk sakit adalah sebuah morfem karena tidak dapat dibagi menjadi bentuk-bentuk terkecil lainnya serta mengandung makna atau arti leksis. Bentuk meN- juga merupakan sebuah morfem, karena merupakan bentuk terkecil bahasa Indonesia, walau tidak mempunyai makna leksikal, tetapi mempunyai makna gramatikal. Jadi jelas, bahwa morfem itu bisa berbentuk bebas (seperti: ke-, ter-, peN-, di-, per-an, peN-an). Oleh karena itu, morfem dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1.      Morfem Bebas dan Morfem Terikat.
·         Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai suatu kata.
Misalnya benar dan gandeng.
       Morfem bebas memiliki dua kategori, Kategori pertama disebut morfem leksikal ( kamus ) dipandang sebagai kata – kata yang mengandung “isi” pesan yang ingin disampaikan. Contoh Morfem Leksikal ialah anak, rumah, harimau, sedih, panjang, kuning, pandang, makan, kemarin, tadi, besok. Kelompok Morfem bebas yang lain disebut Morfem gramatikal, kelompok tersebut terdiri dari kata tugas seperti preposisi, konjungsi, interjeksi, artikel dan partikel, contoh morfem gramatikal: dan, tetapi, ketika, sebab, pada, dan sebagainya.
·         Morfem Terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri, dan tidak mempunyai makna, dengan kata lain morfem terikat disebut juga afiks.
Contoh: Prefiks (awalan)                   : me-, ber-, di-, ke-, ter-.
              Infiks (sisipan)                     : el-,em-,er-.
              Sufiks (akhiran)                    : i-, kan-, nya-, man-, wan-, wah-.
              Konfiks (imbuhan gabung)  : me-, kan-, di-, i-, ke-, an-.



2.      Morfem Utuh  dan Morfem Terbagi
            Semua morfem dasar bebas yang dibicarakan adalah termasuk morfem utuh. Seperti {meja}, {kursi},{kecil}, dll.Begitu juga dengan sebagian morfem terikat seperti {ber -},{henti},{juang}. Sedangkan morfem terbagi adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua buah bagian yang terpisah. 
3.      Morfem Segmental dan Suprasegmental
Morfem segmental adalah morfem yang terbentuk oleh fonem – fonem segmental, seperti morfem {lihat},{lah}, dan {sikat}. Jadi semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfeM suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsure – unsure suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi dan sebagainya.
4.      Morfem Beralomorf Zero
Morfem beralomorf zero adalah morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsure suprasegmental), melainkan berupa kekosongan.
5.      Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem Tidak Bermakna leksikal
Morfem bermakna leksikal adalah morfem – morfem yang secara inheren telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu terproses dulu dengan morfem lain. Sedangkan, morfem tidak bermakna leksikal biasanya tidak mempunyai makna apa – apa pada dirinya sendiri.
B.     MORF
            Morf adalah anggota dari suatu morfem yang belum ditentukan distribusinya atau wujud konkret / wujud fonemis dari suatu morfem.
            Contoh Morf ialah satuan – satuan pe-, pem-, peng-, peny- dan penge masing – masing disebut morf  yang semuanya alomorf dari morfem pen-;

C.  ALOMORF
            Alomorf adalah anggota morfem yang telah ditentukan posisi/ distribusinya.
Contoh alomorf ialah morfem men- yang mempunyai struktur fonologi mem- misalnya pada kata membawa. Mem-, men- adalah morf yang semuanya alomorf dari morfem men-.
D.    KATA
Hakikat Kata
Menurut bahasawan tradisional, kata adalah suatu bahasa yang memiliki suatu pengertian. Sedangkan, menurut Bloomfild, kata adalah satuan bebas terkecil yang tidak pernah diulas atau dikomentari, seolah – olah batasan itu sendiri bersifat final.
 Klasifikasi Kata
Dalam mengklasifikasikan kata tidak pernah tertuntaskan karena bahasa mempunyai  cirinya masing – masing dan criteria yang digunakan untuk membuat klasifikasi kata itu bias bermacam – macam.
Dengan mengenal kelas sebuah kata, yang dapat kita identifikasikan dari ciri – cicinya. Selain itu kita dapat memprediksikan penggunaan kata itu dalam ujaran.
 Pembentukan Kata
Pembentukan itu mempunyai dua sifat yaitu :
v  Inflektif
                           Alat yang digunakan untuk penyesuaian bentuk itu biasanya berupa afiks, yang mungkin berupa prefiks, infiks atau juga berupa modifikasi internal, yakni perubahan yang terjadi didalam bentuk  dasar itu.
v  Derivatif
Pembentukan kata secara inflektif itu tidak membentuk kata baru atau kata lain yang berbeda. Sedangkan pembentukan kata secaea derivative membentuk kata baru, kata identitas leksikalnya tidak sama dengan kata dasarnya.


Suherlan dan Odien.R. ( Ihwal Ilmu Bahasa Dan Cakupannya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar