Jumat, 22 Mei 2015



LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.    Landasan Teori/ Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekadar pendapat pakar atau penulis buku) dam hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar varaibel yang diteliti, menunjukan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.
Untuk menguasai teori, perlunya sumber-sumber bacaan. Sumber-sumber bacaan dapat berbentuk buu-buku teks, kamus, ensiklopedi, jurnal ilmiah dan hasil-hasil penelitian. Bila peneliti tidak memiliki sumber-sumber bacaan sendiri, maka dapat melihat di perpustakaan, baik perpustakaan lembaga formal, maupun perpustakaan pribadi.
Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriiteria, yaitu:
  1. Relevansi
Relevansi, maksudnya berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan.
  1. Kelengkapan
Kelengkapan, maksudnya berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca.
  1. Kemutakhiran
Kemutakhiran, maksudnya berkenaan dengan dimensi waktu. Karena makin baru sumber yang digunakan, maka akan semakin mutakhir teori.
Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, tetapi masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis, hasil penelitian yang relevan dengan apa yang kan diteliti dapat dilihat dari permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian, analisis dan kesimpulan.
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:
  1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
  2. Cari sumber-sumber bacaan. Misalnya buku, kamus, ensiklopedi, jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, Tesis, Disertasi yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
  3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
  4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
  5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuia dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisis, renungan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
  6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber-sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.


B.     Definisi Operasional
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Peneliti dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru. Karena peneliti tidak dapat membedakan apa yang dimaksud dengan definisi operasional variabel dengan definisi konsep. Sebenarnya terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara definisi operasional variabel dengan definisi konsep.
Definisi operasional merupakan suatu definisi yang diberikan peneliti sendiri dan menjelaskan bagaimana peneliti itu mengukur variabel-variabel yang terdapat dalam penelitianya. Sedangkan definisi konsep adalah merupakan definisi menurut para pakar yang telah dituangkan dalam buku-buku teks.
Agar lebih jelas tentang pengertian definisi operasional, maka dalam hal ini akan dijelaskan beberapa pengertian definisi operasional menurut para ahli. Kountur (2007) mengatakan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur. Definisi operasional ini memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Suyanto dan Salamah (2009) mengatakan bahwa definisi operasional yaitu konsep atau teori yang dapat diukur (measureable) atau diamati (observable). Nazir (2009) mengatakan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu konstruk dengan menggunakan konstruks yang lain.
Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi diberikan oleh peneliti dan sekaligus memberikan penjelasan tentang cara mengukur masing-masing variabel penelitian. Misalnya dalam ukuran berat, ukuran waktu, ukuran kecepatan, ukuran unit, ukuran mata uang, ukuran persentase dan lain sebagainya. Definisi operasional diperlukan untuk memudahkan peneliti sendiri dalam mengolah dan menganalisis data penelitiannya.

C.    Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen (dua variabel atau lebih).
Kerangka berfikir mebggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa ia mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis. Bisannya untuk menjelaskan maksud peneliti kerangka berfikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur pikir peneliti serta kaitan antar variabel yang diteliti. Bagan tersebut disebut juga dengan nama paradigma atau model penelitian.
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar argumentasi dalam menyusun kerangka pemeikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986).

D.    Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Maksudnya dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hippotesis.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya, hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Karakteristik hipotesis yang baik merupakan dugaan tentang hubungan anatara dua variable atau lebih dan dinyatakan dalam kalimat yang jeal, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran serta dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.






















PUSTAKA RUJUKAN

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar