LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Landasan Teori/ Deskripsi Teori
Deskripsi
teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan
bukan sekadar pendapat pakar atau penulis buku) dam hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan variabel yang diteliti.
Deskripsi
teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang
diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari
berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap
hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Teori-teori
yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan
sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti
atau tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan
baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar varaibel
yang diteliti, menunjukan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks
penelitian.
Untuk
menguasai teori, perlunya sumber-sumber bacaan. Sumber-sumber bacaan dapat
berbentuk buu-buku teks, kamus, ensiklopedi, jurnal ilmiah dan hasil-hasil
penelitian. Bila peneliti tidak memiliki sumber-sumber bacaan sendiri, maka
dapat melihat di perpustakaan, baik perpustakaan lembaga formal, maupun
perpustakaan pribadi.
Sumber
bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriiteria, yaitu:
- Relevansi
Relevansi, maksudnya berkenaan dengan
kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan.
- Kelengkapan
Kelengkapan, maksudnya berkenaan
dengan banyaknya sumber yang dibaca.
- Kemutakhiran
Kemutakhiran, maksudnya berkenaan
dengan dimensi waktu. Karena makin baru sumber yang digunakan, maka akan
semakin mutakhir teori.
Hasil
penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, tetapi
masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis, hasil penelitian yang relevan
dengan apa yang kan diteliti dapat dilihat dari permasalahan yang diteliti,
waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian,
analisis dan kesimpulan.
Langkah-langkah
untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:
- Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
- Cari sumber-sumber bacaan. Misalnya buku, kamus, ensiklopedi, jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, Tesis, Disertasi yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
- Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
- Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
- Baca seluruh isi topik buku yang sesuia dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisis, renungan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
- Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber-sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
B.
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang
memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Peneliti
dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau
diperlukan pengukuran yang baru. Karena peneliti
tidak dapat membedakan apa yang dimaksud dengan definisi operasional variabel
dengan definisi konsep. Sebenarnya terdapat perbedaan yang cukup signifikan
antara definisi operasional variabel dengan definisi konsep.
Definisi operasional merupakan suatu definisi yang
diberikan peneliti sendiri dan menjelaskan bagaimana peneliti itu mengukur
variabel-variabel yang terdapat dalam penelitianya. Sedangkan definisi konsep
adalah merupakan definisi menurut para pakar yang telah dituangkan dalam
buku-buku teks.
Agar lebih jelas tentang pengertian definisi
operasional, maka dalam hal ini akan dijelaskan beberapa pengertian definisi
operasional menurut para ahli. Kountur (2007) mengatakan bahwa definisi
operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas suatu
variabel dalam bentuk yang dapat diukur. Definisi operasional ini memberikan
informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Suyanto
dan Salamah (2009) mengatakan bahwa definisi operasional yaitu konsep atau
teori yang dapat diukur (measureable) atau diamati (observable). Nazir (2009)
mengatakan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan
kepada suatu konstruk dengan menggunakan konstruks yang lain.
Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan
bahwa definisi operasional adalah suatu definisi diberikan oleh peneliti dan
sekaligus memberikan penjelasan tentang cara mengukur masing-masing variabel
penelitian. Misalnya dalam ukuran berat, ukuran waktu, ukuran kecepatan, ukuran
unit, ukuran mata uang, ukuran persentase dan lain sebagainya. Definisi
operasional diperlukan untuk memudahkan peneliti sendiri dalam mengolah dan menganalisis
data penelitiannya.
C.
Kerangka Berfikir
Kerangka
berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.
Kerangka
berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel
yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar
variabel independen dan dependen (dua variabel atau lebih).
Kerangka
berfikir mebggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari kajian
teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa ia mempunyai anggapan
seperti yang dinyatakan dalam hipotesis. Bisannya untuk menjelaskan maksud
peneliti kerangka berfikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang
menunjukkan alur pikir peneliti serta kaitan antar variabel yang diteliti.
Bagan tersebut disebut juga dengan nama paradigma atau model penelitian.
Seorang
peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar argumentasi dalam
menyusun kerangka pemeikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini
merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek
permasalahan (Suriasumantri, 1986).
D.
Hipotesis
Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Maksudnya dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik dengan data.
Perumusan
hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu
diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hippotesis.
Penelitian
yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif, sedangkan pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis
tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya, hipotesis
tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Karakteristik
hipotesis yang baik merupakan dugaan tentang hubungan anatara dua variable atau
lebih dan dinyatakan dalam kalimat yang jeal, sehingga tidak menimbulkan berbagai
penafsiran serta dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode
ilmiah.
PUSTAKA RUJUKAN
Sugiono.
2010. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar